
Kukar, infosatu.co – Bank Sampah Al Hidayah di Kelurahan Maluhu, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), kini menjadi contoh nyata keberhasilan pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat.
Melalui sistem yang tertata dan pengelolaan yang profesional, lembaga ini bukan hanya mengubah wajah kebersihan lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga sekitar.
Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro, menyebut keberhasilan Bank Sampah Al Hidayah tidak lepas dari kerja kolektif warga yang mulai menyadari nilai ekonomi di balik pengelolaan sampah.
“Perkembangan dua bank sampah di Maluhu cukup menggembirakan. Terutama Bank Sampah Al-Hidayah yang kini sudah memiliki banyak nasabah, bahkan hingga dari luar Kelurahan Maluhu,” kata Tri Joko beberapa waktu lalu.
Bank Sampah Al Hidayah awalnya hanya menjadi wadah sederhana bagi warga untuk menabung sampah anorganik.
Namun kini, lembaga tersebut tumbuh dengan sistem manajemen yang rapi dan profesional.
Di bawah kepemimpinan pengurus yang solid, struktur organisasi Bank Sampah Al Hidayah terdiri dari direktur, bendahara, dan bagian administrasi yang menjalankan fungsi masing-masing secara tertib.
“Pengelolaannya sudah sangat baik dengan sistem manajemen yang tertata. Bahkan direktur Bank Sampah Al-Hidayah beberapa kali menjadi narasumber dalam kegiatan DLHK maupun organisasi lain,” ujar Tri Joko.
Peran aktif pengurus dalam mengedukasi masyarakat menjadi salah satu kunci kemajuan bank sampah tersebut. Warga yang sebelumnya membuang sampah tanpa memilah kini terbiasa mengelompokkannya sesuai jenis dan nilai jual.
Sampah plastik, kertas, dan logam dikumpulkan, ditimbang, lalu dikonversi menjadi tabungan yang dapat dicairkan dalam bentuk uang tunai.
Kesadaran ini turut mengubah pandangan warga terhadap sampah. Jika dulu dianggap sebagai beban, kini menjadi sumber pendapatan tambahan.
“Ini membuktikan bahwa sampah, jika dikelola dengan baik, bisa menjadi sesuatu yang produktif dan menghasilkan nilai ekonomi,” tegas Tri Joko.
Bank Sampah Al Hidayah bukan hanya menggerakkan ekonomi warga, tetapi juga menumbuhkan budaya lingkungan yang berkelanjutan. Keberhasilannya bahkan menarik perhatian daerah lain yang ingin meniru sistem pengelolaan dan pemberdayaan masyarakat yang diterapkan di Maluhu.
Pemerintah Kelurahan Maluhu berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan pembinaan bagi keberlangsungan kegiatan tersebut.
Tri Joko menegaskan, penguatan kapasitas dan kolaborasi dengan berbagai pihak akan menjadi fokus ke depan.
“Kami berharap bank sampah di Maluhu dapat menjadi model inspiratif bagi kelurahan lain di Kutai Kartanegara,” imbuhnya.
Melalui keberadaan Bank Sampah Al Hidayah, Maluhu kini tak hanya dikenal sebagai wilayah yang bersih, tetapi juga sebagai contoh nyata bagaimana kepedulian terhadap lingkungan dapat berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. (Adv)