
Samarinda, infosatu.co – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menaruh perhatian besar terhadap pembangunan infrastruktur di kawasan terluar dan tertinggal.
Salah satu proyek besar yang kini menjadi sorotan adalah pembangunan Bandara Mahakam Ulu.
Wakil Ketua DPRD Kaltim Ekti Imanuel menyatakan, bandara tersebut akan menjadi solusi jangka panjang bagi keterisolasian wilayah perbatasan.
“Proyek ini sangat penting. Tahun ini fokus pada pembangunan runway dan apron, dengan dukungan pembiayaan dari tiga sumber, yaitu APBD Mahulu, APBD Kaltim, dan APBN,” ungkap beberapa waktu lalu.
Dikatakannya, Pemprov Kaltim telah menganggarkan sekitar Rp40 hingga Rp45 miliar untuk mendukung pembangunan bandara tersebut di tahun 2025.
Ia menilai keberadaan bandara di Mahakam Ulu dinilai vital dalam mempercepat konektivitas dan akses transportasi masyarakat, mengingat kondisi geografis wilayah ini yang cukup sulit dijangkau lewat jalur darat maupun sungai.
Namun demikian, Ekti tidak menampik pelaksanaan proyek ini masih menghadapi sejumlah kendala, terutama di tahap awal perencanaan teknis.
Beberapa dokumen penting seperti Detail Engineering Design (DED), Kerangka Acuan Kerja (KAK), dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) masih dalam proses penyusunan oleh Dinas Cipta Karya Kaltim.
“Sebelumnya proyek ini sempat berada di bawah kewenangan Dinas Perhubungan. Tapi karena tidak ada nomenklatur yang sesuai, akhirnya dialihkan ke Dinas Cipta Karya. Peralihan itu baru terjadi dua hari lalu,” jelasnya.
Perubahan tersebut, lanjut Ekti, berdampak pada jadwal pelaksanaan proyek.
Ia memperkirakan penyusunan dokumen teknis membutuhkan waktu dua bulan, yang akan disusul dengan proses lelang sekitar dua bulan berikutnya.
Meski demikian, ia berharap prosesnya bisa lebih cepat dari yang dijadwalkan.
“Kalau bisa tender dilakukan lebih awal dari empat bulan itu, tentu akan lebih baik. Kami dorong semua pihak untuk bergerak cepat,” kata politisi Gerindra itu.
Sebagai bentuk kolaborasi, Ekti juga menyampaikan bahwa proyek ini akan dilaksanakan melalui kerja sama erat antara Pemprov Kaltim dan Pemkab Mahulu.
Nota kesepahaman (MoU) antara Gubernur Kaltim dan Bupati Mahakam Ulu tengah disusun untuk memperkuat sinergi tersebut.
“Ini bukan proyek biasa. Pembangunan bandara ini menyangkut masa depan Mahulu, baik dari sisi mobilitas warga, pertumbuhan ekonomi, hingga penguatan kehadiran negara di wilayah perbatasan,” tandasnya.