Penulis: Lydia – Editor: Achmad
Bontang, infosatu.co – Sebagian orang mengira bahwa, Asma merupakan penyakit keturunan. Sebenarnya, Asma bukan penyakit keturunan. Namun, itu bisa saja terjadi, yaitu sekitar 25 persen, hingga 50 persen. Hal tersebut diungkap oleh Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), dr. Dian Ariani Sp.P di RSUD Taman Husada Bontang, Kamis (27/2/2020).
Dijelaskannya, bahwa Asma merupakan penyakit jangka panjang yang susah di sembuhkan. Kemungkinan besar untuk sembuh itu, sangat kecil. Namun, bisa dikontrol.
“Asma merupakan penyakit yang tidak menular, tapi tergantung pencetusnya. Sebenarnya, jika dianggap sebagai penyakit keturunan, yang diturunkan itu adalah sifat alerginya, bukan Asmanya,” jelasnya.
Hal yang menyebabkan seseorang terkena Asma adalah, karena adanya faktor alergi, udara dingin, aktifitas fisik yang berlebihan dan emosi.
Lebih jauhnya, pasien Asma tidak boleh terlalu sedih, terlalu marah, terlalu senang dan menunjukkan emosi yang berlebihan. Sebab, bisa menjadi pencetus Asma.
Penderita Asma, harus menghindari faktor pencetus Asma dan rutin minum obat. Jika minum obat rutin, tapi faktor resikonya tidak dihindari, penyakit ini akan kembali lagi.
Penanganan di RSUD Taman Husada untuk penyakit Asma yaitu, akan diberikan Inhaler Asma. Obat semprot ini, efektif mengatasi gejala Asma yang kambuh, serta mencegah serangan datang lagi di kemudian hari.
“Bentuk Inhaler Asma bermacam-macam, ada yang bulat (discus), bulat panjang (turbuhaler) dan gepeng (swing). Nanti diberikan setelah pemeriksaan spirometri,” katanya.
Pemeriksaan spirometri, akan menentukan jenis Asma penderita. Ada tiga kategori, yaitu ringan, sedang dan berat.
Obat akan diberikan sesuai jenis Asma penderita, yaitu pelega dan pengontrol.
“Kalau pelega itu dipakai sewaktu sesak saja, kalau pengontrol harus dipakai setiap hari,” ujarnya.
Dirinya berpesan, agar masyarakat bisa menjaga kesehatan. Terutama mereka yang merokok, untuk bisa berhenti merokok. Sebab, Asma tidak akan bisa terkontrol jika merokok.
“Hindari debu-debu, asap kendaraan motor, asap rokok dan lain sebagainya. Rajin-rajinlah berolahraga untuk pengembangan paru. Terutama penderita Asma agar rajin olahraga renang, dan senam Asma,” pesannya.
Kata dia, senam tersebut untuk melatih otot pernafasan. Sehingga, penderita Asma bisa melakukan pernafasan lebih baik lagi, dan mengambil oksigen yang cukup untuk tubuh.