
Samarinda, infosatu.co — Insiden longsor yang terjadi di area inlet Terowongan Samarinda lebih cepat dari prediksi memicu perhatian serius dari DPRD Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Ketua Komisi III DPRD Samarinda Deni Hakim Anwar menyatakan bahwa peringatan terkait potensi bahaya konstruksi sebenarnya telah disampaikan sejak awal.
Menurutnya, kemiringan lereng di sisi Jalan Sultan Alimuddin tempat inlet dibangun tampak terlalu curam saat pihaknya melakukan peninjauan dalam rangka pembahasan LKPJ Wali Kota.
“Waktu kami tinjau lokasi saat laporan LKPJ Wali Kota, kemiringan inlet sangat curam, sekitar 45 derajat. Kami sempat khawatir dan menyampaikan langsung ke Dinas PUPR agar memperhatikan kondisi lereng tersebut,” ujarnya belum lama ini.
Namun, kekhawatiran itu terbukti ketika longsor justru terjadi lebih cepat dari jadwal prediksi yang disampaikan oleh kontraktor dan instansi teknis. Alih-alih Juli, tanah di sisi inlet sudah longsor pada Mei.
Pasca insiden, Komisi III DPRD Samarinda kembali meninjau lokasi dan meminta kejelasan dari kontraktor mengenai perencanaan awal, khususnya tentang sejauh mana kajian teknis memperhitungkan kondisi geologi kawasan Selili lokasi di mana inlet tersebut berada.
“Ini proyek besar, nilainya Rp395 miliar. Selain menjadi ikon kota, terowongan ini juga solusi atas kemacetan di Jalan Otto Iskandardinata dan Gunung Manggah yang rawan kecelakaan. Karena itu, keselamatan pengguna harus jadi prioritas utama,” tegasnya.
Deni menekankan pentingnya kajian geoteknik yang mendalam agar kejadian serupa tidak terulang. Ia menilai bahwa struktur inlet sebagai titik awal terowongan memiliki peran krusial dalam keselamatan jangka panjang proyek.
Di sisi lain, DPRD tetap memberikan apresiasi terhadap progres konstruksi di bagian outlet yang dinilai lebih stabil dan sesuai rencana. Meski begitu, Deni menegaskan perlunya pengerjaan serius dan menyeluruh di inlet.
“Kami tidak ingin setelah perbaikan, ada lagi kejadian serupa. Ini soal pertanggungjawaban anggaran ke masyarakat dan keselamatan pengguna. Harus tuntas dan aman,” pungkasnya.