Samarinda, infosatu.co – Kalimantan Timur (Kaltim) berhasil mencatat realisasi investasi sebesar Rp43,47 triliun pada triwulan II 2025.
Hal ini melampaui target nasional dan menempatkan provinsi ini di peringkat kedelapan secara nasional.
Namun, capaian tersebut belum sepenuhnya bebas hambatan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Fahmi Prima Laksana, menegaskan masih ada 12 tantangan utama yang harus segera ditangani agar investasi benar-benar memberi manfaat optimal.
“Capaian kita patut disyukuri, tetapi jangan terlena. Ada 12 tantangan yang perlu kita atasi bersama supaya iklim investasi di Kaltim semakin kondusif dan berdaya saing,” ujar Fahmi.
Itu disampaikan dalam High Level Meeting Regional Investor Relations Unit (HLM-RIRU) Kaltim di Hotel Mercure Samarinda, Senin, 29 September 2025.
Berdasarkan paparan resmi, 12 tantangan utama investasi Kaltim meliputi:
1. Aksesibilitas dan infrastruktur penunjang investasi belum optimal.
2. Ketersediaan lahan yang clear, clean, dan concern masih terbatas.
3. Informasi potensi investasi provinsi maupun kabupaten/kota belum maksimal.
4. Koordinasi pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota belum berjalan efektif.
5. Promosi investasi belum komprehensif.
6. Regulasi perizinan yang dinamis belum sepenuhnya adaptif.
7. Minimnya SDM terampil untuk pelayanan investasi.
8. Terbatasnya tenaga kerja lokal yang siap pakai.
9. Pemanfaatan insentif investasi belum maksimal.
10. Rendahnya daya saing sektor unggulan.
11. Pengawalan kepeminatan investasi belum optimal.
12. Minimnya fasilitas jasa pariwisata sebagai penunjang.
Menurut Fahmi, dua tantangan terbesar yang paling mendesak adalah keterbatasan infrastruktur penunjang dan kepastian lahan investasi.
“Aksesibilitas masih jadi keluhan utama investor. Begitu juga soal lahan yang clear and clean, itu perlu kita pastikan lebih baik,” katanya.
Selain itu, ia juga menyoroti masalah koordinasi antarlevel pemerintahan, kurangnya promosi investasi yang komprehensif, hingga rendahnya pemanfaatan insentif yang sudah tersedia.
“SDM juga jadi pekerjaan rumah. Kita harus menyiapkan tenaga kerja lokal yang terampil dan siap pakai agar investasi tidak hanya masuk, tapi juga memberi manfaat langsung bagi masyarakat Kaltim,” tegasnya.
Dari sisi sektor, Fahmi mengakui bahwa hilirisasi SDA, pariwisata, dan industri penunjang Ibu Kota Nusantara (IKN) masih perlu digarap lebih serius.
“Daya saing sektor unggulan kita harus ditingkatkan, termasuk fasilitas pariwisata yang bisa jadi penopang kegiatan investasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, meski tantangan cukup kompleks, Pemprov Kaltim tetap optimistis menjaga tren positif investasi.
“Kunci utamanya ada pada sinergi. Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat harus bergerak bersama. Kalau 12 tantangan ini bisa kita jawab, investasi akan benar-benar jadi motor transformasi ekonomi Kaltim,” pungkasnya.