
Samarinda, infosatu.co – Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) Ismail Latisi menyoroti pentingnya peningkatan kesejahteraan bagi para guru swasta.
Ia mengatakan sebelum menjadi wakil rakyat, dirinya berprofesi sebagai tenaga pendidik di sekolah swasta selama 15 tahun. Ismail memahami betul tantangan yang dihadapi para guru non-ASN dalam memenuhi kebutuhan hidup.
“Saya tahu persis kondisi guru swasta karena saya pernah berada di posisi itu sejak 2016 hingga 2024. Banyak dari mereka harus mengajar di dua sekolah atau mencari pekerjaan tambahan demi bisa menafkahi keluarga,” ungkapnya Senin, 30 Juni 2025.
Ia menjelaskan kehadiran insentif dari pemerintah, khususnya Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, telah lama diperjuangkan oleh komunitas guru swasta agar mampu sedikit meningkatkan kesejahteraan mereka.
Namun, meski belum setara dengan gaji guru ASN, insentif tersebut dianggap sebagai langkah penting untuk meringankan beban para guru swasta.
“Paling tidak insentif ini bisa menjadi penyambung hidup. Ada guru yang gajinya hanya Rp500 ribu per bulan. Dengan tanggungan keluarga tentu itu sangat tidak cukup,” tuturnya.
Ismail juga mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur yang telah menambah subsidi insentif bagi guru-guru swasta sebagai pelengkap dari bantuan pemerintah kota.
Ia menyebutkan kebijakan tersebut sebagai bentuk perhatian nyata terhadap dunia pendidikan yang perlu terus didorong dan diperkuat.
“Pemerintah provinsi juga telah menyalurkan bantuan tambahan, termasuk program pelayanan gratis seperti BPJS Kesehatan. Ini adalah langkah konkret yang patut diapresiasi,” tambahnya.
Menurutnya, kesejahteraan guru sangat berkorelasi dengan kualitas proses belajar mengajar di sekolah. Ketika guru merasa dihargai secara finansial, mereka akan lebih termotivasi dan bersemangat dalam mendidik siswa.
“Kalau kesejahteraannya meningkat, tentu berdampak langsung ke kualitas pendidikan. Guru bisa lebih fokus, lebih total dalam mengajar. Jangan sampai anak-anak Gen Z melihat profesi guru sebagai sesuatu yang menyedihkan dan akhirnya enggan masuk ke dunia pendidikan,” tegasnya.