
Kukar, infosatu.co – Upaya memperkuat peran perempuan dalam menjaga kelestarian lingkungan, tak hanya datang dari tataran kebijakan, tetapi juga dari langkah-langkah kecil yang lahir dari inisiatif lokal.
Dharma Wanita (DW) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara kini menegaskan komitmennya dengan memanfaatkan bangunan kosong di lingkungan kantor DLHK untuk dijadikan sekretariat organisasi.
Kepala Sub Bagian (Kasubag) Umum dan Ketatalaksanaan DLHK Kukar, Lastry Yundari, S.Hut., M.Si, menjelaskan bahwa rencana pemanfaatan ruang tersebut muncul dari semangat agar fasilitas yang ada tidak terbengkalai.
Ruangan itu, kata Lastry, sebelumnya digunakan sebagai studio radio milik DLHK, namun kini belum beroperasi karena terkendala perpanjangan izin siaran dan sejumlah hal teknis lainnya.
“Saat ini radio belum bisa aktif, karena terkait perpanjangan izin dan hal-hal lain. Sehingga daripada kosong, ibu ketua Dharma Wanita DLHK berinisiatif untuk memanfaatkan ruangan tersebut sebagai ruang kesekretariatan DW,” tutur Lastry saat dikonfirmasi media ini, Senin malam, 20 Oktober 2025.
Langkah sederhana ini menjadi simbol pergerakan DW DLHK Kukar yang semakin aktif menanamkan nilai kepedulian lingkungan, terutama di kalangan perempuan pegawai dan keluarga besar DLHK.
Di bawah kepemimpinan Eka Yuyun Slamet Hadiraharjo, organisasi ini terus menggulirkan berbagai kegiatan bertema lingkungan.
Lebih lanjut, Lastry menuturkan bahwa mereka kini fokus pada kegiatan pengelolaan sampah, termasuk workshop dan sosialisasi yang rutin digelar di lingkungan kerja DLHK.
“Dalam waktu dekat, DW mau bikin taman dari barang bekas, lokasi di halaman kantor,” imbuhnya.
Upaya itu bukan sekadar memperindah lingkungan kantor, tetapi juga bagian dari edukasi praktis tentang pemanfaatan ulang limbah rumah tangga.
Melalui kegiatan tersebut, DW DLHK ingin menunjukkan bahwa kreativitas dapat berjalan seiring dengan kesadaran lingkungan.
Sebelumnya, dalam workshop pengelolaan sampah yang digelar belum lama ini, Ketua DW DLHK Kukar, Eka Yuyun Slamet Hadiraharjo, menekankan pentingnya peran masyarakat, terutama ibu-ibu PKK dan anggota DWP, dalam mengelola sampah rumah tangga.
Menurutnya, persoalan sampah sering kali bermula dari kebiasaan kecil yang terabaikan di rumah.
“Sampah rumah tangga seringkali terabaikan padahal jumlahnya cukup besar. Dengan adanya pemahaman dan keterampilan sederhana, pengelolaan sampah dapat dilakukan sejak dari sumbernya,” ujar Eka Yuyun di hadapan peserta workshop.
Ia mendorong masyarakat untuk memulai dari hal paling dasar, seperti memilah sampah organik dan anorganik, mengelola minyak jelantah, hingga membuat kompos secara mandiri.
Langkah-langkah kecil itu, kata Eka, bisa menjadi fondasi perubahan budaya baru di masyarakat.
“Kalau pengelolaan sampah sudah menjadi budaya, maka persoalan sampah bisa lebih terkendali,” ujarnya menegaskan.
Inisiatif DW DLHK Kukar ini menunjukkan bahwa perubahan menuju lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan dapat dimulai dari lingkup kecil, bahkan dari ruangan kosong yang diubah menjadi tempat lahirnya gerakan. (Adv)