
Kukar, infosatu.co – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) merekomendasikan empat tips sederhana dalam mengendalikan sampah rumah tangga.
Imbauan tersebut disampaikan sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap persoalan lingkungan yang kian kompleks akibat penanganan sampah yang kurang tepat.
Dalam imbauannya, DLHK Kukar menekankan bahwa sampah kerap dianggap sepele, padahal jika dibiarkan menumpuk, persoalan kecil ini dapat berubah menjadi masalah besar.
Sebaliknya, jika dikelola dengan baik, sampah justru bisa menjadi awal dari perubahan besar yang memberi manfaat bagi lingkungan maupun masyarakat.
DLHK Kukar mengingatkan masyarakat untuk tidak mencampur sampah organik dan anorganik.
Kebiasaan ini berpotensi menimbulkan dampak buruk, baik terhadap kesehatan maupun lingkungan.
“Mencampur sampah organik dan anorganik itu bisa bikin limbah jadi berbahaya. Bayangin, sampah sayuran yang seharusnya bisa jadi kompos malah menghasilkan gas metana yang beracun,” tulisnya dalam imbauan.
Gas metana yang muncul dari pembusukan sampah organik dapat memicu pencemaran udara sekaligus menambah beban krisis iklim.
Sementara itu, sampah anorganik yang tidak terkelola dengan benar seringkali berakhir mencemari tanah dan air.
Kondisi ini, jika berlangsung terus-menerus, akan berdampak serius terhadap kualitas hidup masyarakat.
Sebagai solusi, DLHK Kukar memberikan empat langkah praktis yang dapat diterapkan mulai dari rumah.
Pertama, mengurangi penggunaan produk sekali pakai maupun barang yang berpotensi menjadi sampah.
Kedua, memanfaatkan kembali barang yang sudah dipakai untuk fungsi yang sama atau berbeda, seperti menggunakan kembali toples, kertas, atau pakaian.
Ketiga, memperbaiki barang yang masih mungkin digunakan agar tidak langsung dibuang.
Keempat, mendaur ulang produk yang telah dipakai menjadi barang baru, sekaligus menyetorkan sampah yang sudah dipilah ke bank sampah.
Menurut DLHK Kukar, perubahan besar seringkali bermula dari langkah kecil di tingkat rumah tangga.
Kebiasaan memilah dan mengelola sampah secara mandiri dapat membantu mengurangi beban tempat pembuangan akhir, sekaligus menekan pencemaran lingkungan.
“Karena dari perubahan kecil, bisa muncul dampak besar. Karena dari rumah, kita bisa kendalikan krisis iklim,” tertulis pula dalam imbauan tersebut.
DLHK Kukar juga mendorong masyarakat untuk aktif bergabung dengan bank sampah terdekat.
Dengan begitu, masyarakat tidak hanya berkontribusi menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga bisa memperoleh manfaat ekonomi dari sampah yang dikelola.
Ajakan itu ditutup dengan pesan sederhana namun penuh makna.
“Yuk, mulai dari diri sendiri! Pilah sampahmu. Kurangi limbahmu. Gabung ke bank sampah terdekat. Bumi butuh lebih banyak kamu yang peduli.” (Adv)