Bontang, infosatu.co – Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanian (DKP3) melakukan pengambilan sampel pada pangan untuk di uji keamanannya.
Pengambilan sampel pada pangan ini berbeda dengan rapid test yang hasilnya langsung keluar. Sampel yang diambil akan dikirim ke Laboratorium Mutu Agung, Samarinda.
Hal ini dibenarkan Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKP3 Bontang Debora Kristiani saat dihubungi infosatu.co via telepon seluler, Senin (28/9/2020).
“Bidang Ketahanan Pangan ini salah satu fungsinya yaitu mengambil sampel pangan, khususnya buah dan sayuran. Setelah itu kita kirim ke Samarinda karena di Bontang belum ada laboratoriumnya,” jelasnya.
Sampel yang telah diambil akan diperiksa di laboratorium untuk mengetahui semua kandungan yang mengganggu kesehatan seperti pestisida, bakteri, mikroba, formalin dan sebagainya.
Untuk Kota Bontang, pengambilan sampel dilakukan setiap enam bulan sekali karena terkendala dana. Sebenarnya menurut aturan itu per tiga bulan.
“Karena keterbatasan dana jadinya per semester yaitu setiap enam bulan sekali. Pengambilan sampel diambil di pasar tradisional,” urainya.
Selanjutnya, semester kemarin di Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin), semester kali ini di Telihan.
“Pengambilan sampel ini juga harus jelas, dari mana asalnya dan siapa penjualnya. Apakah dari Bontang atau luar dan pedagang diminta kartu identitasnya seperti KTP,” ungkapnya.
Ini dilakukan apabila hasil laboratorium keluar dan ternyata ada kandungan berbahaya di dalamnya. Maka pihak ketahanan pangan akan menghubungi pedagang dan memberikan pembinaan.
“Kalau pestisida kita bina petani, kalau formalin kita bina pedagang. Karena biasanya formalin lebih banyak di pedagang sedangkan pestisida kebanyakan di kebun. Jadi pembinaan berdasarkan permasalahannya,” katanya pada infosatu.co. (Editor: Irfan)