Kutim, infosatu.co – Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Diskop UMKM) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berupaya meningkatkan inovasi dan pemanfaatan limbah untuk mendukung sektor kelapa sawit.
Dalam upaya ini, studi tiru ke dua kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Muara Enim dilaksanakan
Rombongan yang terdiri dari 10 pelaku UMKM ini dipimpin oleh Kepala Diskop UMKM Kutim Darsafani dan bekerjasama dengan Forum Petani Kelapa Sawit (FPKS).
Studi tiru ini bertujuan untuk memahami lebih dalam pemanfaatan limbah kelapa sawit, khususnya dalam hal pengolahan limbah berupa jangkos.
Kepala Diskop UMKM Kutim Darsafani menyampaikan kesan dan ilmu yang didapat selama kunjungan tersebut.
“Kami berkunjung ke Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Muara Enim, Sumatera Selatan, bersama para pelaku UMKM dan koperasi,” ungkap Darsafani, Selasa (28/11/2023).
Dua kabupaten tersebut telah berhasil memanfaatkan limbah sawit berupa jangkos sebagai pupuk organik dan pakan ternak.
Dalam penjelasannya, Darsafani menyebutkan bahwa proses pembuatan pupuk cair dan pakan ternak melibatkan pencacahan jangkos yang kemudian direndam dalam campuran air dan kapur selama beberapa hari.
“Nah, nanti produknya itu berupa cairan dan padatan. Yang cair itu jadi pupuk organik cair, sedangkan padatannya jadi pakan ternak,” jelasnya.
Penggunaan pupuk cair dan pakan ternak ini juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan tambahan. Hal ini seperti penambahan dedak untuk pakan ternak. Di sekitar kawasan produksi, ternak sapi juga turut memanfaatkan pakan tersebut. Darsafani mencatat bahwa hasilnya sangat positif.
“Jadi, mereka menggunakan pakan ternak itu, sempat saya tanya kandungan gizinya. Mereka memang belum menganalisa sebab biaya mahal, tetapi sudah terbukti ternak mereka gemuk-gemuk dan sehat,” urainya.
Dari pengamatan ini, Darsafani yakin bahwa Kutim memiliki potensi besar untuk memproduksi pupuk dan pakan ternak menggunakan limbah kelapa sawit, khususnya jangkos.
“Karena Kutai Timur juga banyak kawasan tanaman kelapa sawit. Nanti, ke depan akan kita dorong ke sana para pelaku UMKM dan koperasi kita,” pungkasnya.
Dengan studi tiru ini, Darsafani berharap dapat mengimplementasikan praktik terbaik yang telah mereka amati. Hal ini guna meningkatkan pemanfaatan limbah kelapa sawit secara berkelanjutan dan mendukung perkembangan UMKM di daerah Kutim.