infosatu.co
TOKOH

Dewi Sukarno Temukan Kesamaan Filosofi antara Kim Il Sung dan Bung Karno

Teks: Ratna Sari Dewi Soekarno.

Pyongyang, infosatu.co – Pendiri dan pemimpin Yayasan Earth Aid Society, Ratna Sari Dewi Sukarno, menilai bahwa pemikiran Juche yang dikembangkan oleh pendiri Republik Rakyat Demokratik Korea (RDRK) Kim Il Sung, memiliki kesamaan esensial dengan ajaran Tri Sakti yang digagas oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.

Hal tersebut disampaikan Dewi Sukarno saat perbincangan dengan Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia – Korea Utara, Teguh Santosa, dan Direktur Juche Study Group Indonesia, Teuku Rezasyah, di Hotel Koryo, Pyongyang, Jumat, 10 Oktober 2025.

Ketiganya berada di Pyongyang untuk menghadiri peringatan ulang tahun ke-80 Partai Pekerja Korea (WPK), partai penguasa yang didirikan Kim Il Sung pada 1945.

“Tri Sakti seperti Juche mengajarkan kemandirian bangsa,” ujar Dewi Sukarno yang juga istri dari Presiden Soekarno, seraya menambahkan bahwa kedua ajaran itu berakar pada semangat menempatkan manusia sebagai pusat kemajuan bangsa.

Pemikiran Juche, yang menjadi ideologi resmi Korea Utara, menekankan prinsip bahwa manusia adalah “tuan bagi nasibnya sendiri” dan merupakan kekuatan penentu dalam sejarah.

Ajaran ini menempatkan kemandirian politik, ekonomi, dan militer sebagai dasar bagi ketahanan nasional.

Sementara itu, Tri Sakti Bung Karno berisi tiga prinsip pokok. Berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Menurut Dewi Sukarno, kedua pemikiran ini memiliki irisan filosofis yang kuat. Keduanya menekankan pentingnya membangun manusia dan bangsa yang percaya pada kemampuan sendiri.

“Presiden Sukarno dan Presiden Kim Il Sung saling menginspirasi satu sama lain. Keduanya ingin melihat bangsanya berdiri tegak di atas kaki sendiri,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Teguh Santosa memperkenalkan Teuku Rezasyah, akademisi hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran dan President University, sebagai Direktur Juche Study Group Indonesia.

Teguh menjelaskan bahwa Rezasyah diangkat tahun lalu dalam pelantikan yang dilakukan di Mansudae, di bawah patung Kim Il Sung dan Kim Jong Il.

Acara tersebut turut dihadiri Matteo Carbonelli dari Italia, Wakil Dirjen Institut Internasional Ide Juche (IIJI), serta Javed Ansari dari Pakistan, Sekretaris Komite Asia Pasifik untuk Persahabatan dan Solidaritas dengan Rakyat Korea (APRCFSKP).

Kepada Rezasyah, Dewi Sukarno memberikan restu agar pemikiran para pendiri kedua bangsa itu terus disebarluaskan dan diwariskan kepada generasi muda.

“Pemikiran Bung Karno dan Kim Il Sung harus tetap hidup, karena keduanya berbicara tentang martabat bangsa dan kemanusiaan,” ujarnya.

Teuku Rezasyah melaporkan bahwa dirinya baru saja menghadiri Konferensi Internasional Juche yang diselenggarakan pada 8–9 Oktober 2025 di Pyongyang.

Konferensi yang diorganisir oleh Korea Association for Social Scientists (KASS) itu diikuti lebih dari 100 peserta dari 25 negara.

Rezasyah menjadi salah satu pembicara aktif yang membahas relevansi ide kemandirian bangsa di era globalisasi.

“Juche tidak hanya berbicara tentang politik Korea Utara, tapi juga soal hak setiap bangsa untuk menentukan jalannya sendiri,” ujar Rezasyah dalam laporannya.

Pada malam 9 Oktober 2025, seluruh peserta konferensi menghadiri perayaan HUT ke-80 Partai Pekerja Korea di Stadion May Day, Pyongyang, yang juga dihadiri langsung oleh Presiden Korea Utara Kim Jong Un.

Related posts

Perjalanan Teguh Santosa Menginspirasi Mahasiswa Medan

Martinus

Prof Mahfud MD di Universitas Paramadina: Negara Tak Akan Bertahan Tanpa Hukum

Nur Alim

Topan Ginting: Dari Ajudan Kepercayaan Bobby Nasution, Menuju Pusat Kekuasaan dan Akhir Tragis di Tangan KPK

Dewi

Leave a Comment

You cannot copy content of this page