Samarinda, infosatu.co – Sebagai organisasi profesi, Persatuan Wartawan Indonesia Kalimantan Timur (PWI Kaltim) juga memiliki empati terhadap tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang masih marak terjadi.
Oleh karena itu, sejumlah pewarta yang tergabung dalam PWI Kaltim menggelar deklarasi Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Hotel Grand Sawit, Samarinda, Jumat (20/12/2024).
Tidak berhenti di situ, acara tersebut dilanjutkan dengan seminar bertajuk “Membangun Ketahanan Keluarga guna Mencegah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak”. Kegiatan ini bertujuan memberikan solusi dari permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Ada dua pemateri utama yang dihadirkan dalam seminar tersebut. Mereka adalah Achmad Shahab, Sekretaris PWI Kaltim dan Endro S. Efendy, mantan Ketua PWI Kaltim.
Kedua narasumber itu memaparkan strategi membangun keluarga tangguh sebagai benteng pertama mencegah kekerasan.
Endro memulai paparannya dengan menyajikan data yang mengungkapkan 65,84 ribu penduduk Kaltim berstatus cerai hidup pada 2021. Angka ini, menurutnya, menjadi alarm bagi semua lapisan masyarakat untuk lebih memperhatikan ketahanan keluarga.
“Perceraian sering kali membawa dampak besar pada anak, membuat mereka merasa tak diinginkan hingga mencari perhatian dengan cara negatif,” ungkapnya.
Endro memberikan kiat praktis untuk menciptakan keluarga harmonis, mulai dari komunikasi terbuka hingga dukungan emosional yang konsisten.
Ia juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam memahami perubahan emosional anak. “Jangan abaikan emosi mereka. Dengarkan dengan hati, bukan hanya telinga,” pesannya.
Sementara itu, Achmad Shahab menyoroti tantangan era digital yang sering kali memperburuk hubungan keluarga.
Menurutnya, literasi digital bukan hanya soal memahami teknologi, tetapi juga cara menggunakannya untuk memperkuat hubungan keluarga. “Teknologi harus menjadi alat untuk mendekatkan, bukan menjauhkan,” ujar Shahab.
Ia menambahkan bahwa di era derasnya arus informasi, keluarga perlu lebih selektif. “Pastikan apa yang kita konsumsi dan bagikan bernilai positif. Keluarga yang bijak dalam bermedia sosial cenderung memiliki ikatan yang lebih kuat,” katanya.
Sebagai penutup, Lia Yuwono, anggota Adhyaksa Dharmakarini sekaligus perwakilan dari Kejaksaan Tinggi Kaltim yang hadir sebagai peserta, turut memberikan apresiasinya terhadap kegiatan ini.
Menurutnya, seminar ini memberikan manfaat yang luas, tidak hanya di lingkup keluarga, tetapi juga dapat diterapkan di masyarakat dan lingkungan kerja.
“Kegiatan ini sangat positif, karena materinya relevan dengan kebutuhan kita sehari-hari. Anak-anak juga perlu perhatian khusus agar memiliki mental yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh hal negatif di luar sana,” jelasnya.
“Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan tidak berhenti di sini,” Lia menambahkan.