Samarinda, infosatu.co – Suasana demokrasi terasa hangat di SMA Negeri 16 Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) saat debat terbuka calon ketua dan wakil OSIS digelar.
Acara ini menjadi salah satu rangkaian Pemilihan OSIS (Pemilos) yang telah berlangsung sejak awal September, mulai dari orasi visi-misi hingga kampanye terbuka.
Organisasi ini merupakan wadah resmi yang dibentuk di lingkungan sekolah menengah (SMP dan SMA) di Indonesia untuk para siswa.
OSIS bertugas sebagai tempat siswa berorganisasi, mengembangkan diri, menyalurkan aspirasi, dan berkontribusi positif demi kebaikan sekolah.
Debat Pemilos kali ini mengusung tema “Saatnya Kamu Bicara Lewat Suara: Tentukan Pemimpin, Wujudkan Harapan”, diikuti oleh tiga pasangan calon ketua dan wakil OSIS.
Mereka adalah M. Farel Sulaiman – Yunita Anggraini sebagai Pasangan Calon (Paslon) ke-1; Fadlan Ajie Syah Reza Fahreza – Fiona Given Z. G.
Paslon ke-2 dan Jihan Nafisah – Ibrahim Khamid Al Maghrobi sebagai Paslon ke-3.
Masing-masing pasangan kandidat memaparkan visi, misi, serta program kerja yang berorientasi pada penguatan kegiatan sekolah, peningkatan kreativitas siswa, dan upaya menjaga disiplin serta solidaritas antaranggota OSIS.
Kepala SMAN 16 Samarinda, Abdul Rozak Fahrudin, membuka langsung kegiatan debat.
Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya sportivitas dan sikap saling menghargai di antara para kandidat.
“Debat ini bukan soal siapa yang paling hebat, tapi bagaimana kalian bisa menyampaikan ide dengan baik, saling menghargai, dan menunjukkan kedewasaan dalamu berdemokrasi,” ujarnya, Rabu, 24 September 2025.
Debat juga dihadiri oleh Komisioner KPU Kota Samarinda Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM, Yustiani, M.Pd.
Kehadiran KPU diharapkan memberikan edukasi demokrasi sejak dini kepada para siswa.
“Pemilos adalah miniatur demokrasi. Melalui kegiatan seperti ini, siswa belajar bahwa suara mereka menentukan masa depan organisasi,” kata Yustiani.
Ratusan siswa kelas X serta perwakilan dari kelas XI dan XII turut menyaksikan jalannya debat.
Antusiasme mereka terlihat dari sorakan dan tepuk tangan saat para kandidat menyampaikan ide dan menjawab pertanyaan panelis.
Pihak sekolah berharap, setelah mengikuti debat, para siswa bisa lebih objektif dalam menentukan pilihan saat hari pencoblosan nanti.
“Harapannya, siswa tidak memilih hanya karena faktor teman atau popularitas, tapi karena visi, misi, dan program yang benar-benar bermanfaat untuk sekolah,” pungkas Rozak.
Dengan selesainya debat, tahapan selanjutnya adalah masa tenang dan pemungutan suara yang akan menentukan pasangan ketua dan wakil OSIS SMAN 16 Samarinda periode 2025–2026.