Samarinda, infosatu.co – Harga kebutuhan pokok kembali tidak stabil di pasaran. Hal ini pun dikeluhkan para pedagang. Lonjakan harga cabai ini dikibatkan cuaca buruk, sehingga mengganggu aktivitas pengiriman ke Samarinda. Akibatnya, sejak Desember 2022, hingga sekarang harga kebutuhan pokok naik turun.
Seperti yang disampaikan, Marligan (58), salah satu penjual cabai di Pasar Segiri hanya berharap transaksi dari para langganan. Bahkan terkadang dalam sehari tak satupun pembeli yang datang.
“Dalam sehari 400 kilogram yang datang dari Banjarmasin, dan itu harus dibagi kepada pengecer. Jadi yang saya jual hanya dua karung saja, itupun susah sekali untuk habis,” kata dia. Jumat (6/1/2023).
Bapak satu ini, sudah berjualan sejak tahun 1984 silam di pasar tradisional tersebut. Setiap harinya ia berjualan mulai pukul 5 subuh hingga pukul 10 pagi. Biasanya ia buka lagi mulai pukul 1 siang hingga 10 malam hari.
“Susah sekali sekarang, banyak cabai busuk yang terbuang. Ada juga dibeli pedagang bakso. Untungnya ada pengecer, jadi sedikit terbantu jika di pasar ini tidak laku,” ungkapnya.
Untuk harga normal cabai Rp35 ribu per kg dan sekarang telah mencapai Rp45 ribu per kg. Hal itu membuat pendapatan para penjual menurun.
Selain itu, ia menuturkan, untuk pengiriman tergantung musim. Bisa berasal dari Banjarmasin, Sulawesi, Surabaya dan Palu.
Untuk harga kebutuhan pokok lainnya pun, dikeluhkan oleh pedagang lainnya, karena mengalami kenaikan harga. Salah satunya pedagang telur ayam.
Guntur (45) salah satu pedagang telur ayam di Pasar Segiri yang mengalami kenaikan harga jual sebagai dampak cuaca buruk.
“Normalnya harga telur ini dalam sepiring Rp52 ribu, sekarang mencapai Rp60 ribu. Ini juga dapat membuat pelanggan kabur. Kalau begini terus bagaimana kita bisa terus memutar modal,” pungkasnya.