infosatu.co
Samarinda

Cerita Arifin Pecinta Kaligrafi dari Berau, Soul Al-Qur’an itu Buat Damai dan Tenang

Zainal Arifin Saat menerima bonus juara 1 MTQ Nasional tingkat Mahasiswa tahun 2017 di Malang yang diberikan UNLAM bersama rektor Prof Sutarto Hadi. (Foto: Lydia)

Samarinda, infosatu.co – Zainal Arifin, pemuda berusia 25 tahun yang merupakan anak petani sawit dari pasangan Rifa’ah dan Nikmah ini menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim. Bagaimana tidak, Arifin, sapaan akrabnya, gemar membuat kaligrafi.

Zainal Arifin saat membuat kaligrafi

Kegemaran itu pun membawanya mendapatkan banyak prestasi, motivasi paling utamanya ingin membuat kedua orang tuanya bangga dan berharap dapat mengangkat martabat keluarga dengan hobinya tersebut membuat kaligrafi.

Selain itu, pemuda berperawakan kecil dengan tinggi badan kurang lebih 160 centimeter ini memang mengaku jika dirinya sangat suka menulis kaligrafi. Menurutnya, kaligrafi sudah seperti soul (jiwa) yang menyatu dengannya.

Bahkan karena senangnya menulis kaligrafi, ia bisa menghabiskan waktu hingga pukul 03.00 Wita subuh. Kecintaannya pada kaligrafi ini tentu saja didukung oleh orang tua dan pemerintah.

“Menurut ulun (saya), dengan menulis kaligrafi bisa diampuni dan dijauhkan segala dosa, sebab membaca Al-Qur’an satu huruf saja akan mendapatkan 10 pahala. Apalagi kalau menulis kaligrafi, karena ketika menulis itu tidak mungkin tidak membacanya walaupun dalam hati,” ungkapnya saat dihubungi infosatu.co via pesan whatsapp, Sabtu (13/3/2021).

Pemuda yang berasal dari Kampung Labanan Makarti, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau ini merasa bingung jika ada yang bertanya mengapa ia bisa menyukai kaligrafi.

Dia tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, yang jelas Arifin sangat senang apalagi ketika mulai merangkai kaligrafi. Perasaannya tenang dan damai seperti hidup tidak ada beban, walau sewaktu-waktu dirinya juga merasa kesulitan untuk menghasilkan karya seni melalui proses berpikir serta berimajinasi yang cukup keras.

Suka duka pernah dilewati, dia menceritakan keberaniannya mengikuti MTQ Cabang Kaligrafi Tingkat Kabupaten Berau. Ketika itu ia masih duduk di Madrasah Tsanawiyah “Nurul Muhajirin” di Kampung Labanan Makarti. Waktu itu masih kelas 1 dan baru berusia 13 tahun, ia belum berhasil menjadi juara.

Dengan keinginan yang luar biasa, ia pun mendalami ilmu kaligrafi ke Sukabumi, Jawa Barat pada tahun 2011. Arifin bergabung di Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (Lemka), selama satu tahun biaya mandiri orang tuanya dan lulus dengan baik.

Nampaknya kisah sukses tersebut terdengar oleh Pemkab Berau. Setelah lulus, dia dapat beasiswa dari Pemkab Berau dan langsung diantar ke Sukabumi. Arifin bertekad memperpanjang belajar di Lemka dan memanfaatkan beasiswa dari Pemkab.

Dengan gigihnya, pemuda kelahiran 1996 ini terus mencoba bangkit dan mengambil banyak peluang. Sehingga, beberapa prestasi bisa diraih seperti juara 1 Lomba Kaligrafi Tingkat Provinsi Kalsel pada tahun 2016, 2017, 2018 dan 2019.

Lalu, juara pertama MTQ mahasiswa Tingkat Nasional Cabang Kaligrafi dan Dekorasi, juara 2 MTQ Provinsi Kaltim tahun 2016 dan juara 1 MTQ Mahasiswa Nasional tahun 2017 di Malang mewakili Unlam. Target selanjutnya, bisa meraih juara 1 MTQ Nasional tahun 2022.

“Prestasi yang mau diraih lagi setelah lulus kuliah ini semoga bisa membuka sekolah atau rumah kaligrafi di Berau, karena banyak potensi-potensi hebat di sana. Cuma tidak semua orang punya kesempatan untuk bisa belajar ke Jawa. Semoga itu bisa tercapai dan mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait,” ucapnya.

Tidak hanya itu, meskipun ia dibesarkan dan bersekolah di Kampung Labanan Makarti yang jauh di sana, mulai dari SD, MTs, dan MA. Bahkan, MTs dan MA nya swasta, tetapi Arifin mampu mewujudkan mimpi indahnya. Dia mengikut tes UMPTN, diterima di Fakultas Hukum Unlam.

Sekarang, Arifin masih tinggal di Asrama Kaltim “Ruhui Rahayu” di Banjarmasin. Contoh karyanya pun diberikan ke Sekda Kaltim, saat Pemprov Kaltim melakukan pembinaan ke Asrama Mahasiswa Kalimantan Timur (AMKT) pada Jumat (12/3/2021).

Hasil dari MTQ dan hobinya membuat kaligrafi, Arifin pun pernah mendapatkan bonus umroh serta membelikan orang tuanya motor. Ia pun mengaku jika hasil yang didapat juga digunakannya untuk biaya kuliah.

“Buat adik-adik yang senang kaligrafi, jangan patah semangat. Intinya, terus belajar carilah guru sebanyak-banyaknya. Jangan berhenti berkarya selama jiwa dan raga masih menyatu,” kata Arifin.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setdaprov Kaltim HM Jauhar Efendi mengaku kaget mengetahui ada pemuda asal Kampung Labanan Makarti yang menorehkan banyak prestasi di bidang kaligrafi.

“Saya salut pada perjuangan Arifin bisa masuk ke Unlam. Sebab, SD, MTs dan MA swasta di kampung tapi dia bisa tembus ke Unlam. Meskipun selama 12 tahun sekolah di kampung, bukan berarti tidak bisa ke perguruan tinggi yang diinginkan. Ini bisa menjadi motivasi bagi kita semua, apalagi Arifin ini mengaku haus prestasi dan kalau ada peluang pasti diambil, ini sungguh luar biasa,” terang Jauhar. (editor: irfan)

Related posts

Kantor Disegel Klaim Ikuti SK, Maxim Keluhkan Order dan Penghasilan Anjlok

Adi Rizki Ramadhan

Langgar Tarif Bawah Sesuai SK Gubernur, Maxim Samarinda Disegel

Adi Rizki Ramadhan

Presiden PKS dan Jurnalis Kaltim Bermain Mini Soccer, Kampanyekan Gaya Hidup Sehat

Adi Rizki Ramadhan

You cannot copy content of this page