Samarinda, infosatu.co – Makna kebersamaan terus digaungkan oleh CEO MSI Group Mohammad Sukri kepada karyawan perusahaan media massa daring tersebut. Kali ini, ia menginisiasi acara ngaliwet dalam memperingati bulan Muharam.
Kumpul bersama itu juga untuk mempererat silaturahmi antaranggota tim MSI Group dan menghilangkan kebosanan di tengah rutinitas kerja yang padat.
“Sebagai CEO MSI Group, saya memahami pentingnya menciptakan suasana yang berbeda untuk menjaga semangat kerja karyawan,“ kata Sukri dalam kegiatan yang digelar di mess karyawan MSI Group di Perumahan Bukit Indah Permai, Sungai Kunjang, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Minggu (21/7/2024).
“Oleh karena itu, kami mengadakan acara yang mempererat kebersamaan, kekeluargaan dengan ‘ngaliwet’ ini,” lanjutnya.
Tak berhenti di situ, Ketua JMSI Kalimantan Timur (Kaltim) ini terus memotivasi karyawannya untuk senantiasa terus belajar.
“Dalam keadaan apapun kita harus siap, dan terus jangan pernah merasa puas untuk belajar,” ujarnya mengutip perkataan Dewan Pakar JMSI Kaltim Nidya Listiyono.
Sukri berharap ke depannya, sebagaimana makna ‘gotong royong’ dalam ‘ngaliwet’ mampu terus berbuat yang lebih baik dan menciptakan suasana bersama dengan tim besar yang lebih menyenangkan dan berbeda.
“Semoga acara ini menjadi langkah awal untuk terus mempererat silaturahmi dan meningkatkan semangat kerja kita bersama,” harapnya.
Sementara itu, ngaliwet merupakan tradisi makan bersama yang berasal dari Sunda, Jawa Barat. Dalam kegiatan ngaliwet, nasi liwet (nasi yang dimasak dengan santan, bumbu, dan rempah-rempah) disajikan bersama berbagai lauk-pauk seperti ikan asin, ayam goreng, tempe, tahu, sambal, dan lalapan (sayuran segar). Namun, itu opsional saja.
Semua makanan ini biasanya disajikan di atas daun pisang yang dibentangkan panjang dan dinikmati bersama-sama secara berkelompok.
Seperti maknanya, ‘kebersamaan’, ngaliwet menekankan pentingnya kebersamaan dan keakraban. Makan bersama di atas daun pisang tanpa menggunakan piring individu mempererat hubungan sosial dan keluarga.
Tradisi ini juga mencerminkan kesederhanaan hidup dan penghargaan terhadap makanan yang disediakan oleh alam.
Tak hanya itu, makna ‘ngaliwet’, yakni gotong royong. Persiapan ngaliwet biasanya melibatkan banyak orang, mulai dari memasak hingga menyusun makanan di atas daun pisang yang mengajarkan nilai kerja sama dan gotong royong.