Samarinda, infosatu.co – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kalimantan Timur (Kaltim) melaksanakan bakti sosial dan penyuluhan di Puskesmas Lok Bahu terhadap 100 anak.
Kegiatan ini merupakan hari kedua rangkaian peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 yang digelar IDAI di seluruh kabupaten/kota Kaltim pada 8–9 Agustus 2025.
Ketua IDAI Kaltim, dr. Diane Meytha Supit, Sp.A(K), menjelaskan bahwa pada hari pertama, 75 kader dari Puskesmas Segiri, Juanda dan Sempaja telah mengikuti penyuluhan terkait stunting, imunisasi, MPASI, serta deteksi tumbuh kembang anak.
“Kader adalah ujung tombak kesehatan karena langsung berhubungan dengan ibu-ibu, balita dan ibu hamil. Pengetahuan dan keterampilan mereka sangat penting untuk mendeteksi dini gangguan tumbuh kembang,” ujarnya.
Pada hari kedua ini, IDAI Kaltim melakukan skrining terhadap 100 anak di wilayah Lok Bahu yang dipilih karena memiliki angka stunting cukup tinggi.
Skrining meliputi pengukuran tinggi badan, lingkar kepala, serta penilaian empat aspek perkembangan: motorik halus, motorik kasar, bahasa dan bicara, serta kemandirian sosial.
“Data akurat sangat penting agar tidak terjadi salah diagnosis, misalnya anak yang sebenarnya tidak stunting justru tercatat stunting, atau sebaliknya,” jelas Diane.
Kegiatan skrining serupa juga dilaksanakan serentak di 10 kabupaten/kota, termasuk wilayah terpencil seperti Mahakam Ulu.
Diane mengungkap, meski tenaga dokter anak di daerah tersebut terbatas, pihaknya bersyukur ada dokter yang mampu melakukan pemeriksaan dan edukasi langsung ke masyarakat.
Selain skrining, IDAI memberikan edukasi kepada ibu-ibu agar rutin memantau pertumbuhan anak, terutama pada usia 0–2 tahun.
“Jika pertumbuhan anak tidak naik atau ditemukan masalah gizi, intervensi bisa dilakukan lebih cepat agar tidak jatuh ke stunting. Cakupan imunisasi juga harus ditingkatkan karena di Kaltim masih rendah,” tegasnya.
Diane berharap rangkaian kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemantauan tumbuh kembang dan pencegahan stunting.
“Kami ingin anak-anak Kaltim tumbuh optimal, sehat, dan kelak mampu berkompetisi di masa depan,” tandasnya.
Ibu Sulatmi (38), warga RT 44 Jalan Revolusi, mengaku senang dapat mengikuti kegiatan ini.
Ia hadir sebagai perwakilan kader dari wilayahnya untuk mengikuti sosialisasi tumbuh kembang anak.
“Hari ini pemeriksaannya meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan. Saya rutin membawa anak ke posyandu setiap bulan, karena selain sebagai ibu balita, saya juga kader. Jadi harus rajin memantau tumbuh kembang anak,” ungkapnya.
Menurutnya, sosialisasi ini penting untuk memberikan pengetahuan tambahan bagi kader dan orang tua dalam mencegah stunting.
“Biasanya kami juga diberi tips mengolah makanan bergizi, seperti membuat nugget ayam dengan tambahan sayur. Dari Puskesmas juga ada pemberian PMT dan susu untuk anak yang tumbuh kembangnya lambat. Harapan saya, program seperti ini terus dilanjutkan, karena bermanfaat untuk kesehatan anak-anak,” ujarnya.