Kutim, infosatu.co – Dinas Pariwisata Kutai Timur (Dispar Kutim), Kalimantan Timur berkomitmen melindungi kekayaan budaya daerah. Salah satu cara yang dilakukan dengan menggelar sosialisasi dan fasilitasi hak atas kekayaan intelektual (HAKI) tahun 2023
Kegiatan itu sebagai upaya menjaga ragam budaya di Kutim agar tidak diklaim oleh daerah lain.
Sebab, budaya lokal tersebut merupakan suatu karya atau produk intelektual yang penting untuk dilindungi.
“Hak kekayaan intelektual adalah hak yang diperlukan kepada pencipta atau pemilik suatu karya atau produk intelektual untuk melindungi keberhasilan kreativitas mereka. HAKI sendiri sudah diatur berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2014,” kata Kepala Dispar Kutim Nurullah beberapa waktu lalu.
Maka, ia menyatakan bahwa sosialisasi dan fasilitasi HAKI terhadap budaya dan adat istiadat daerah menjadi langkah strategis untuk mencegah klaim terhadap kekayaan intelektual warganya.
Melalui kegiatan serupa sebelumnya, sejumlah produk budaya dan ciri khas Kutim telah mendapatkan pengakuan HAKI dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM).
“Sudah ada beberapa produk budaya dan ciri khas di Kutai Timur yang telah mendapatkan HAKI dari Kemenkum HAM,” ujarnya.
“Harapan kita, semua kreativitas yang sudah kita miliki jangan berhenti. Tapi, harus tetap berlanjut untuk mengadakan inovasi-inovasi sehingga produk kita bisa menjadi produk unggulan,” tambahnya.
Dengan penyelenggaraan kegiatan ini, Nurullah berharap agar semua pihak terutama peserta dapat memahami dan melaksanakan informasi yang disampaikan.
Tujuannya tidak hanya untuk melindungi kekayaan intelektual, tetapi juga sebagai dorongan untuk peningkatan perekonomian di Kutim.
“Semoga sosialisasi dan fasilitasi HAKI tahun 2023 ini dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Kutai Timur. Serta mendorong semangat inovasi dan kreativitas dalam melestarikan keberagaman budaya yang menjadi kekayaan daerah” pungkasnya.
