Samarinda, infosatu.co – Penggunaan handphone bagi pelajar terlebih lagi di lingkungan sekolah menjadi pro dan kontra bagi orang tua. Sebagian pihak menilai pengoperasian piranti telekomunikasi itu lebih memudahkan proses pembelajaran siswa.
Namun, menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda Asli Nuryadin penggunaan handphone di sekolah menyebabkan murid kurang fokus dalam pembelajaran.
“Ponsel ini juga menurut saya tidak layak untuk belajar karena layarnya kecil,” ungkapnya, Kamis (5/10/2023).
Oleh karena itu, Asli merujuk praktik di negara-negara maju yang melarang para siswa menggunakan telepon seluler (ponsel) untuk belajar.
Sebagai alternatifnya, ia menarik inisiatif Google telah mengeluarkan Chromebook sebagai media khusus pembelajaran. Yang mana, di dalam Google Chromebook terdapat dokumen bahan ajar yang disediakan dan telah diseleksi oleh pihak sekolah.
“Makanya yang benar itu Google menerbitkan Chromebook khusus media untuk pembelajaran. Jadi, siswa dan siswi tidak boleh mengakses internet secara bebas dari ponsel,” jelasnya.
Meskipun telah menyediakan Google Chromebook kepada siswa, ia tetap merasa khawatir karena sebagian pelajar masih enggan melepas ponsel dari genggamannya.
“Tapi anak-anak kita sudah dikasih Chromebook masih saja pegang ponsel untuk yang lainnya,” tuturnya.
Namun demikian, pihak Disdikbud Samarinda tak dapat melarang siswa membawa ponsel ke sekolah. Upaya yang dilakukan dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa tentang penggunaan smartphone dan internet secara bijak.
“Kita larang juga nanti ribut juga Samarinda, seperti keluhan orang tua bagaimana menjemput anaknya ketika anak mereka tidak membawa ponsel itu contoh kecilnya,” tutupnya.