Balikpapan, infosatu.co – Badan Pengembangan Manusia dan Pendidikan (BPMP) Provinsi Kalimantan Timur menggelar kegiatan bertajuk “Kumpulan Komunitas dan Key Opinion Leader” di Hotel Grand Senyiur, Balikpapan, Jumat (7/5/2024).
Kepala Dinas BPMP Jarwoko mengatakan bahwa acara itu bertujuan menyebarluaskan informasi terkait kebijakan Merdeka Belajar kepada masyarakat. Terutama, kepada para orang tua yang anaknya sedang menjalani proses belajar.
“Kami ingin kebijakan Merdeka Belajar benar-benar dipahami oleh masyarakat, khususnya para orang tua,” ujarnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, BPMP mengundang sejumlah konten kreator dengan banyak pengikut agar informasi tersebut dapat lebih masif tersebar.
Pada kegiatan ini, hadir lima pembicara dari berbagai latar belakang, termasuk TVRI, RRI, Duta Teknologi, dan konten kreator. Peserta acara berasal dari berbagai lembaga sosial, LSM, dan media yang terlibat dalam kebijakan Merdeka Belajar.
Kepala Sekolah SD Tenggarong Seberang Sasmiati yang berkesempatan menjadi narasumber memperkenalkan program Pembelajaran Berbasis TIK (Pembatik), di mana para guru akan dilatih dalam empat level.
“Guru-guru pada program ini akan digembleng. Nantinya, akan ada empat level hingga akhirnya akan dijaring 30 orang yang akan menjadi duta di masing-masing provinsi,” ujarnya.
“Hasilnya akan diumumkan pada 25 November di Kementerian, nantinya yang menjadi duta akan disematkan langsung pada Hari Guru Nasional,” sambung Sasmiati.
Tidak hanya Sasmiati, narasumber lain, yakni I Made Kertayasa menyoroti pentingnya kolaborasi dalam pembangunan Kalimantan Timur. Perwakilan dari TVRI ini berharap agar forum tersebut menjadi bagian dari proses pembangunan daerah.
“Orang-orang yang terdaftar di sini harus berpikir bersama untuk menjadikan Kalimantan Timur terdepan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya membangun ekonomi berkeadilan dan masyarakat yang religius dalam arti sebenarnya.
“Toleransi, rasa kebersamaan, dan persatuan sangat penting. Semua agama di Indonesia adalah kerabat, kita berpegang pada prinsip ukhuwah watoniah (persaudaraan berbangsa) agar kita bersatu,” tuturnya.
Dalam bidang ekonomi, Made juga menekankan pentingnya mendorong UMKM dan mengidentifikasi kendala yang dihadapi, baik dalam produksi, kemasan, pemasaran, maupun permodalan. Ia mengajak para pelaku UMKM untuk berorientasi pada pasar ekspor, tidak hanya pasar lokal.
Ia juga memaparkan pada fenomena Covid-19 lalu, Bali yang merupakan daerah dengan wisata terbaik sempat lumpuh akibat fenomena tersebut. Namun, Bali mampu bertahan hingga bangkit akibat sektor UMKM yang hidup dengan mengekspor hasil produksinya.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan batu bara dan galian saja yang pasti akan habis. Kita harus bergerak dan salah satu yang terbaik adalah transformasi ekonomi,” pungkasnya.