Samarinda, infosatu.co – Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bersama pemerintah kembali berkontribusi dalam pengendalian inflasi di Benua Etam.
Setelah menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Halaman Pendopo Odah Etam beberapa waktu lalu, kegiatan serupa dilaksanakan di Halaman Museum Samarinda, Senini (1/4/2024).
GPM tersebut dilaksanakan secara serentak di seluruh provinsi se-Indonesia. Kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) ini bertujuan mendukung stabilisasi pasokan dan harga pangan.
“Saya kira pasar murah ini sangat berpengaruh karena jika tidak ada (pasar murah) harganya bisa lebih tinggi lagi,” kata Kepala Perwakilan BI Kaltim Budi Widihartanto.
“Dengan masyarakat membeli di GPM, bisa mengurangi tekanan yang ada di pasar wilayah masing-masing. Tentunya bisa bantu menstabilkan harga juga,” lanjutnya.
Hadirnya GPM juga dinilai mampu mengendalikan inflasi di Kaltim. Adapun komoditas yang berpotensi mengalami inflasi di bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri adalah beras, telur, cabai dan bawang merah.
Budi menjelaskan, berdasarkan pantauan Bank Indonesia, kemungkinan inflasi di Kaltim berada di level 0,1 hingga 3. Kemudian, terdapat empat kabupaten/kota se-Kaltim dengan tingkat inflasi tertinggi. Pertama, Kota Samarinda dengan nilai 0 sampai 0,1.
Kedua adalah Kota Balikpapan dengan nilai stabil di 0,1 sampai 0,2. Ketiga, Kabupaten Berau dengan nilai 0,3 sampai 0,5. Keempat, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dengan nilai 0,3 sampai 0,5.
“Berau dan PPU hampir sama di bulan ini. Tapi ini baru proyeksi belum data rill. Kami hanya melakukan survei 80 persen dari komoditas. Termasuk relatif aman di bulan Maret ini,” jelas Budi.
Lebih lanjut, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan selalu melakukan pemantauan terhadap nilai inflasi Kaltim. Selain itu, Perum Bulog juga dinyatakan berkomitmen untuk selalu menyediakan pasokan beras bagi masyarakat.