
Samarinda, infosatu.co – Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda Anhar menilai maraknya pengetap bahan bakar minyak (BBM) di Kalimantan Timur (Kaltim) khususnya di Kota Samarinda mengakibatkan BBM menjadi barang yang sangat sulit diperoleh di SPBU.
Terlebih dengan adanya kasus seperti terbakarnya mobil yang terjadi di Jalan Pulau Sulawesi beberapa waktu lalu.
“Tentunya ini merugikan masyarakat. Banyak orang yang menggantungkan hidupnya dari bisnis atau usaha seperti itu, mendesain tangki motor dan mobil, agar mampu menampung lebih banyak serta meletakkan jerigen di dalam kendaraannya. Mereka mengetap,” ungkap Anhar di Gedung Sekretariat DPRD Samarinda, Rabu (5/4/2023).
Anhar menegaskan jika kasus pengetapan BBM ini juga tentu saja dapat menyebabkan berkurangnya kuota BBM, sehingga menyebabkan tidak terdeteksinya kuota BBM di Kota Samarinda.
“Mengapa kosong terus? Gimana tidak kosong kalau ternyata banyak kendaraan yang sudah mengubah kapasitas tangkinya. Jadi, kan memuat lebih banyak,” terangnya.
Dengan demikian ia meminta agar pemerintah dapat lebih menertibkan lagi seluruh SPBU di Kota Samarinda agar kejadian yang sama tidak terulang kembali.
“Pemkot nanti akan menyurati Pertamina agar mereka dapat memberikan teguran, supaya hal-hal seperti ini terhindarkan. Dalam penertiban kendaraan semacam ini atau orang-orang yang ngetap BBM tentu bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemkot, tetapi juga semua lapisan masyarakat,” pungkasnya.