infosatu.co
DLHK Kukar

Bank Sampah Mandiri Suka Maju Jadi Pusat Edukasi Daur Ulang Plastik

Teks: Ketua Bank Sampah Mandiri, Yayuk Sehaty

Kukar, infosatu.co – Bank Sampah Mandiri di Desa Suka Maju, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) kini menjelma menjadi pusat pembelajaran pengelolaan sampah plastik berbasis masyarakat.

Di tengah meningkatnya persoalan sampah di berbagai daerah, keberadaan bank sampah ini menjadi contoh nyata bagaimana warga desa mampu menghadirkan solusi kreatif dan berkelanjutan untuk mengurangi dampak lingkungan, sekaligus meningkatkan nilai ekonomi dari limbah rumah tangga.

Dibentuk atas inisiatif masyarakat setempat, Bank Sampah Mandiri tidak sekadar menjadi tempat pengumpulan dan pemilahan sampah. Lebih dari itu, tempat ini berkembang menjadi laboratorium sosial dan lingkungan yang mengedukasi warga tentang pentingnya pengelolaan sampah berbasis sirkular.

Melalui tangan-tangan terampil para anggota, limbah plastik yang semula dianggap tak berguna kini diubah menjadi produk bernilai tinggi, salah satunya berupa paving blok.

Ketua Bank Sampah Mandiri, Yayuk Sehati, menjelaskan bahwa ide memproduksi paving blok dari sampah plastik bermula dari keinginan untuk mencari solusi atas menumpuknya plastik di lingkungan sekitar.

Dengan berbekal pelatihan sederhana dan peralatan seadanya, mereka mulai melakukan percobaan hingga menemukan formula yang tepat untuk menghasilkan paving yang kuat dan tahan lama.

“Banyak yang sudah datang ke workshop ini untuk belajar. Sebulan yang lalu dari Mitra Hijau,” ujar Yayuk.

Inovasi yang digagas oleh Yayuk dan rekan-rekannya itu ternyata menarik perhatian berbagai kalangan, baik dari dalam maupun luar negeri.

Menurutnya, tidak hanya komunitas lingkungan dan lembaga pendidikan yang datang berkunjung, tetapi juga aktivis dari luar negeri yang ingin belajar secara langsung proses pengolahan sampah menjadi produk bernilai guna.

“Mereka pengen menerapkan pembuatan paving blok di negaranya,” kata Yayuk menambahkan.

Kunjungan aktivis dari Jerman dan Spanyol menjadi bukti bahwa upaya pengelolaan sampah di tingkat desa mampu memberikan inspirasi bagi dunia internasional. Para tamu tersebut datang untuk mempelajari teknik pencampuran material, sistem pengumpulan plastik, hingga strategi pemberdayaan masyarakat yang diterapkan di Bank Sampah Mandiri.

Dalam setiap kunjungan, para peserta tidak hanya menyimak penjelasan teoritis, tetapi juga terlibat langsung dalam praktik pembuatan paving blok di bengkel kerja milik bank sampah tersebut.

Yayuk mengungkapkan bahwa kegiatan edukasi dan pelatihan yang mereka jalankan tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga membangun kesadaran ekologis di kalangan masyarakat.

Ia percaya bahwa perubahan perilaku dalam mengelola sampah harus dimulai dari rumah tangga. Karena itu, Bank Sampah Mandiri aktif melakukan sosialisasi di lingkungan sekitar, mengajak warga memilah sampah sejak dari sumbernya dan mengedukasi anak-anak sekolah agar peduli terhadap kebersihan lingkungan.

Selain memproduksi paving blok, bank sampah ini juga mengembangkan produk lain seperti pot tanaman, kursi, dan meja dari bahan daur ulang.

Produk-produk tersebut dipasarkan secara lokal dan kerap dipamerkan dalam kegiatan lingkungan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah maupun lembaga swadaya masyarakat.

Hasil penjualan sebagian besar digunakan untuk pengembangan fasilitas dan mendukung kegiatan sosial masyarakat di Desa Suka Maju.

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara maupun pihak perusahan memberikan dukungan terhadap inisiatif semacam ini. Melalui program pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat, pemerintah mendorong terbentuknya lebih banyak bank sampah yang mandiri dan inovatif di setiap kecamatan.

Langkah tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi beban TPA serta memperkuat kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Bagi Yayuk, keberhasilan Bank Sampah Mandiri bukan sekadar diukur dari banyaknya produk yang dihasilkan, melainkan dari seberapa besar dampak positif yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Ia berharap semakin banyak pihak yang terinspirasi dan mau meniru langkah serupa di daerah lain.

“Kalau semua orang mau mulai dari hal kecil, seperti memilah sampah dari rumah, maka persoalan lingkungan yang besar bisa perlahan teratasi,” ujarnya dengan yakin.

Bank Sampah Mandiri Desa Suka Maju kini menjadi contoh bagaimana kolaborasi dan kreativitas masyarakat dapat menciptakan perubahan nyata.

Dari tempat sederhana di Tenggarong Seberang itu, semangat mengubah sampah menjadi berkah terus menyebar, membawa pesan kuat bahwa solusi terhadap krisis lingkungan bisa dimulai dari desa. (Adv)

Related posts

Seluruh Desa dan Sekolah di Kukar Wajib Miliki Bank Sampah

Martinus

Setelah Penilaian KLHK, DLHK Kukar Berharap Raih Adipura Tahun Ini

Martinus

DLHK Kukar Targetkan 3 TPS Baru Rampung Tahun 2025

Martinus

Leave a Comment

You cannot copy content of this page