
Kukar, infosatu.co – Sampah plastik masih menjadi pekerjaan rumah besar di Indonesia. Data World Economic Forum mencatat, negeri ini menempati posisi kedua sebagai penghasil sampah plastik terbanyak di dunia, setelah Cina.
Persoalan tersebut tidak hanya menimbulkan dampak lingkungan, tetapi juga menjadi ancaman bagi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat bila tidak ditangani dengan serius.
Di tengah kondisi itu, sejumlah warga di Kelurahan Jahab, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) memilih mengambil langkah berbeda.
Mereka berupaya mengubah tumpukan plastik yang kerap dianggap tak berguna menjadi kerajinan bernilai ekonomi. Upaya ini digagas oleh Bank Sampah Etam Idaman yang dikelola warga setempat.
Ketua Bank Sampah Etam Idaman, Srie Lestari, menuturkan bahwa plastik, khususnya kantong kresek, memerlukan waktu sangat lama untuk bisa terurai.
Menurutnya, jika tidak dikelola dengan baik, limbah tersebut akan terus mencemari lingkungan.
“Jadi kami berinisiatif untuk membuat bunga hias,” ujarnya.
Bunga hias dari plastik bekas itu kini menjadi produk andalan kelompoknya, sekaligus menjadi bukti bahwa limbah dapat diolah menjadi sesuatu yang indah dan bermanfaat.
Namun, ambisi mereka tidak berhenti pada kerajinan tangan semata. Srie bersama kelompoknya menyiapkan gagasan lain, yakni memproduksi papan plastik ramah lingkungan yang bisa diolah menjadi berbagai perabot.
“Lembaran-lembaran itu bisa jadi meja, bisa jadi kursi,” kata Srie. Menurutnya, jika terwujud, inovasi ini dapat membuka jalan baru bagi pemanfaatan plastik daur ulang secara lebih luas.
Ia menilai, pemanfaatan plastik melalui jalur kreatif seperti ini bukan sekadar solusi lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai tambah.
Meski demikian, Srie mengakui masih ada tantangan dalam pengembangan inovasi ini, baik dari segi peralatan, keterampilan, maupun pemasaran. Karena itu, ia berharap pemerintah maupun pihak terkait dapat memberi dukungan.
Dukungan itu, menurutnya, penting agar gagasan tersebut bisa berkembang, memberi peluang ekonomi baru, sekaligus menekan laju pencemaran lingkungan.
Kini, kiprah Bank Sampah Etam Idaman menjadi salah satu contoh kecil dari gerakan masyarakat yang peduli pada isu lingkungan.
Di tengah krisis sampah plastik yang terus menghantui, inisiatif semacam ini memperlihatkan bahwa masalah besar dapat dihadapi dengan langkah-langkah sederhana, asalkan dilakukan dengan konsistensi dan dukungan bersama. (Adv)