Samarinda, infosatu.co – Curah hujan tinggi yang melanda Kota Samarinda selama enam jam menyebabkan banjir lumpur bercampur serpihan batu bara hanyut di permukiman warga di kawasan Muang Dalam salah satunya di Jalan Rejo Mulyo Kelurahan Lempake.

Tidak tanggung-tanggung, banjir pun mencapai tinggi hingga paha orang dewasa. Hal tersebut disampaikan warga Muang Dalam Sutejo saat ditemui infosatu.co, Jumat (3/9/2021).
“Di badan jalan, tinggi air itu hampir paha orang dewasa. Sedangkan di pinggir jalan itu sampai pinggang dan arus airnya deras,” ungkapnya.
Pria kelahiran 1982 ini mengaku resah ketika ada kegiatan tambang ilegal di sekitar pemukiman warga. Masyarakat di sana pun tidak tahu harus mengadu ke mana.
“Namanya kita ini masyarakat kecil, mau mengadu ke mana dan tidak tahu caranya seperti apa. Ini saja mau lima RT yang kena imbasnya,” jelasnya.

Dulu kata Sutejo, belum ada kegiatan tambang seperti ini. Kira-kira hampir dua tahun terakhir ini kegiatan batu bara berjalan di daerah Muang Dalam.
“Saya kelahiran sini mulai tahun 1982, semuanya masih baik-baik saja. Kalau banjir juga sekadarnya tidak sampai lumpur seperti ini. Bahkan airnya itu bening, lah ini bercampur lumpur. Kan bikin warga kewalahan menghadapinya,” terangnya.
Sutejo pun berharap agar kegiatan tambang bisa dihentikan, karena jika dibiarkan terus akan membuat banjir di daerah Muang Dalam semakin besar.
“Ini saja dampaknya sudah luar biasa, makanya rumah warga di sini perlahan mulai ditinggikan. Mau tidak mau, meski terhambat dana dan terpaksa harus cari pinjaman,” paparnya.
Dihubungi terpisah, Lurah Lempake Nurharyanto mengatakan jika dirinya belum bisa memeriksa titik lokasi banjir karena terkendala kendaraan.
“Saya sudah cek ke lapangan tadi pagi hanya saja tidak bisa sampai ke ujung karena terhalang banjir. Titik paling parah itu di Muang Dalam Jalan Embalut. Tambangnya itu kan di atas sana, menurut informasi di RT 33, 34, 35 dan 47,” terangnya.
Sementara itu, Camat Samarinda Utara Syamsul Alam mengaku jika dirinya sudah mendapat laporan dari warga di daerah Muang Dalam.
“Jadi saya juga sudah dapat laporan dari mereka, setiap hujan deras pasti dalam di situ. Paritnya kecil dan tidak sesuai dengan debit air yang ada,” ucapnya.
Ditanya berapa titik tambang yang diketahui Syamsul, ia menegaskan bahwa dirinya tidak tahu pasti di mana saja oknum-oknum tersebut melakukan aktivitas tambang.
“Titiknya di mana saja tidak tahu, soalnya kalau razia itu mereka menghilang. Kemungkinan ada mata-mata, diduga ada orang tertentu yang membocorkannya. Namanya juga bisnis batu bara,” tegasnya. (editor: irfan)