Penulis : Fairus – Editor : Sukri
Samarinda, infosatu.co – Rencana penutupan semendara Bandara APT Pranoto Samarinda, sejak 20 November – 15 Desember mendatang, berimbas kepada para penyedia jasa angkutan darat. Para sopir yang biasa menunggu penumpang di sekitaran bandara harus memikirkan cara lainnya untuk mengais rezeki.
Ditutupnya operasional bandara, dikabarkan, Jumat (8/11/2019) lalu oleh Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi. Penutupan operasional sementara itu dikarenakan pengerjaan dua proyek. Yakni, pemasangan airfield lighting system (AFL) dan perbaikan taxiway sepanjang 100 meter.
Selain berdampak pada delapan maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara APT Pranoto. Dampak lain dirasakan penyedia jasa angkutan darat yang berada di kawasan bandara.
Menurut salah satu supir Sentra Taksi, bernama Yadi. Ia mengatakan bahwa dirinya belum mendapat informasi atas penutupan bandara yang akan berlangsung dua pekan mendatang.
“Saya belum dapat informasi soal rencana penutupan itu,” jelas Yadi saat ditemui di pangkalan angkutan umum bandara (10/11/2019).
Dia juga menambahkan, pasti mengalami kerugian karena selama perbaikan ini berlangsung, dirinya tak bisa kerja lantaran tak ada penumpang. Dalam sehari dirinya bisa mengantongi sekitar Rp 400 ribu, tergantung jumlah penumpang yang memakai jasanya.
“Ya pastinya rugi karena tidak bisa bawa penumpang, tapi mau gimana lagi, untuk sekarang belum ada rencana kalau nanti bandara ditutup sementara,” tambah pria yang baru tujuh bulan bekerja sebagai supir tersebut.
Heruddin, driver angkutan darat Angkasa Jaya. Dia menjelaskan, telah mengetahui adanya penutupan sementara Bandara APT Pranoto. Selama penutupan berlangsung, Heruddin akan beralih menggunakan aplikasi agar tetap dapat mengais rezeki.
“Mungkin dengan aplikasi itu, kami pindah ke kota (mencari penumpang),” ujar supir yang perharinya bisa memperoleh Rp 420 ribu itu.
Persoalan kerugian, lanjut Heruddin, dirinya tak tak menampik soal rugi. Bandara yang tak beroperasi hampir satu bulan membuat lahan rezekinya mengering, lantaran tak bisa mendapatkan penumpang di kawasan bandara itu.