Samarinda, infosatu.co – Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember merupakan bentuk pengakuan serta penghargaan atas perjuangan perempuan Indonesia dari masa ke masa.
Tanggal ini dipilih untuk menghormati Kongres Perempuan I Yogyakarta pada tahun 1928 yang merupakan awal bangkitnya gerakan perempuan Indonesia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kaltim HM Sa’bani mengatakan bahwa peringatan Hari Ibu di Indonesia bukanlah Mother’s Day, melainkan momentum untuk mendorong perempuan Indonesia menjadi perempuan yang berdaya dan setara kedudukannya.
“Jika kita melihat sejarah, tentunya perjuangan para perempuan bukanlah hal yang mudah. Perempuan Indonesia dengan gagah berani menembus batas-batas sosial, bersuara untuk memperjuangkan hak-hak kaumnya, dan bersama-sama dengan kaum laki-laki meraih kemerdekaan,” ungkapnya di Odah Etam Kompleks Kantor Gubernur Kaltim.
Pada akhirnya, konstitusi Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 menjamin kesetaraan bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk perempuan.
Hingga saat ini, telah banyak kemajuan yang dirasakan oleh perempuan. Namun kesetaraan ideal yang dicita-citakan belum sepenuhnya tercapai.
Budaya patriarki yang telah mengakar selama berabad-abad masih tersisa dalam kehidupan bermasyarakat. Dan, perempuan masih menghadapi berbagai permasalahan yang mengancam kualitas hidupnya.
“Hal ini kemudian diperparah dengan adanya pandemi Covid-19, yang meningkatkan kerentanan ekonomi perempuan, ketidaksetaraan gender, serta mengancam upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,” bebernya.
Kendati demikian, di tengah terpaan apa pun, perempuan Indonesia merupakan srikandi-srikandi kuat bahkan mampu melampaui berbagai tantangan yang melingkupi mereka. Begitu pula di masa yang sulit ini, perempuan Indonesia turut hadir di garda terdepan.
Di tengah perjuangan menuju pemberdayaan perempuan yang membawa beragam tantangan, rintangan, dan hambatan ada satu hal yang tidak berubah, yakni perempuan Indonesia tetaplah tangguh, kuat, dan berani menjadi penopang hidup kaumnya.
“Saya berharap kita dapat merayakan berbagai kemajuan yang berhasil diraih oleh perempuan, sekaligus mengingat bahwa perjuangan masih panjang dan harus terus dilanjutkan,” tegasnya.
Dengan jumlah perempuan yang mengisi hampir setengah dari populasi Indonesia lanjut Sa’bani, kemajuan perempuan akan menjadi kemajuan bangsa.
“Sehingga perjuangan mencapainya menjadi kewajiban semua pihak. Maka, kita semua, baik perempuan maupun laki-laki, harus mendorong peran perempuan dalam segala bentuk dan sektor pembangunan,” ucap Sa’bani.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengucapkan Selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan-perempuan di Indonesia. Jadikan hari ini sebagai momentum untuk membahagiakan dan memuliakan ibu.
“Namun memuliakan ibu bukan hanya di hari ibu, kita harus memuliakan ibu setiap hari,” tegasnya. (editor: irfan)