Kukar, infosatu.co – Keselamatan operasi dan perlindungan objek vital nasional (obvitnas) di industri migas menjadi perhatian serius PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS).
Tingginya risiko kerja, menjadi alasan bagi PHSS untuk menggelar simulasi tanggap darurat di jalur pipa Nilam-Badak, Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Kegiatan yang berlangsung pada 31 Desember 2024 ini melibatkan lebih dari 55 peserta dari berbagai unsur. Mereka termasuk tim internal PHSS dan pemangku kepentingan eksternal seperti Pemadam Kebakaran Kecamatan Muara Badak, Babinsa, serta Babinkamtibmas.
Simulasi ini dirancang untuk menguji kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat, khususnya dalam menangani kecelakaan yang berpotensi menimbulkan kebakaran dan ledakan.
Dalam skenario yang disusun, sebuah kendaraan ringan (LV) pengangkut sawit mengalami kebocoran ban yang kehilangan kendali. Lalu, kendaraan itu menabrak pipa gas yang menyebabkan kebocoran dan ledakan. Insiden terjadi pukul 09.35 Wita dan tim tanggap darurat langsung bergerak.
Proses pemadaman api, penyelamatan korban, serta evakuasi warga sekitar berhasil diselesaikan dalam waktu sekitar 90 menit sesuai dengan skenario yang direncanakan.
Manager PHSS Field Widhiarto Imam Subarkah menegaskan bahwa latihan ini bertujuan untuk memastikan sistem keselamatan di lingkungan kerja berjalan optimal.
“Keselamatan bukan sekadar kewajiban, tetapi bagian dari budaya kerja yang harus dijaga setiap saat. Kami ingin memastikan bahwa seluruh tim memiliki kesiapan maksimal dalam menghadapi situasi darurat,” katanya.
Imam juga mengapresiasi kontribusi seluruh pihak yang terlibat dalam simulasi ini. “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, termasuk pemangku kepentingan eksternal yang turut mendukung keberhasilan kegiatan ini demi meningkatkan budaya keselamatan di lingkungan kerja dan sekitarnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Manager HSSE Operations Zona 9 Budiman Sarwidi menyoroti pentingnya mitigasi risiko akibat human error.
“Kami terus meningkatkan kompetensi pekerja melalui pelatihan dan simulasi rutin. Tujuannya agar setiap individu memahami perannya dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman,” jelasnya.
PHSS yang beroperasi di bawah PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) terus berkomitmen menjalankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Selain menjaga keamanan operasi migas, perusahaan juga mengembangkan berbagai program tanggung jawab sosial yang mendukung keberlanjutan masyarakat sekitar.
Dengan adanya simulasi ini, diharapkan sistem tanggap darurat di PHSS semakin matang, sehingga keselamatan pekerja dan masyarakat tetap terjaga dalam setiap aktivitas operasi migas di wilayah tersebut.