Kukar, infosatu.co – Kutai Kartanegara (Kukar) merupakan salah satu kabupaten yang ditetapkan menjadi lokasi fokus (lokus) intervensi penurunan stunting terintegrasi 2021 dari 360 kabupaten/kota yang terdata.
Stunting atau sering disebut kerdil (pendek) adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.
Kukar menunjukkan komitmen yang tinggi dalam penurunan stunting. Ini terbukti bahwa dari data tahun 2016 hingga 2020 terjadi penurunan tingkat stunting di Kukar.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar dr Martina Yulianti membenarkan hal tersebut saat ditemui infosatu.co, di ruang kerjanya, Selasa (24/11/2020).
“Berdasarkan data yang ada pada tahun 2016 sebesar 20,1 persen dan di tahun 2020 sebesar 16,19 persen. Ini karena kita sudah melaksanakan konvergensi,” jelasnya.
Kukar mendapatkan penilaian kinerja paling inspiratif dan inovatif untuk Kaltim. Jadi kinerja yang dilakukan terhadap kabupaten-kabupaten lokus membuat Kukar punya inovasi ragam pantas dalam melakukan konvergensi.
“Dan itu dinilai inovatif dan inspiratif, sehingga kita juga berhasil menurunkan realistis stunting di Kukar,” tegasnya.
Ia hanya mengatakan bahwa lokus sudah ditetapkan dari tahun 2019, ada sekitar 21 desa yang menjadi lokus. Sedangkan kegiatan di 2021 nanti, ada sekitar 25 desa yang jadi lokus.
“Kalau jadi lokus nantinya desa tersebut akan kita kawal, mulai dari penganggaran sampai pelaksanaannya dalam upaya intervensi stunting itu,” ujarnya.
Ini merupakan upaya Dinkes Kukar menarik organisasi perangkat daerah (OPD) agar berfokus pada desa yang menjadi lokus.
“Supaya nanti semua OPD itu ngeroyok ke situ semua, harapannya begitu,” tutupnya. (editor: irfan)
