Samarinda, infosatu.co – Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) mendapat tanggapan dari DPRD.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda Andriansyah menilai proyek tersebut dapat menjadi solusi ganda, yakni mengurangi volume sampah sekaligus menghasilkan energi terbarukan.
Namun, ia menegaskan bahwa pembangunan PLTSa tidak boleh dilakukan terburu-buru sebelum sistem pengelolaan sampah dibenahi secara menyeluruh.
“Kalau sistemnya belum tertata dari hulu sampai hilir, PLTSa tidak akan maksimal manfaatnya bagi masyarakat,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Pemkot Samarinda sebelumnya telah merencanakan pengadaan insinerator sebagai opsi penanganan sampah.
Di saat yang sama, muncul pula wacana pembangunan PLTSa yang prinsip kerjanya sama, yaitu membakar sampah untuk menghasilkan energi.
“Kalau PLTSa yang dipilih, artinya insinerator tidak perlu lagi. Jadi harus jelas arahnya supaya tidak tumpang tindih,” tegasnya.
Lebih jauh, ia menekankan pembangunan PLTSa sebaiknya tidak membebani APBD.
Menurutnya, proyek besar seperti ini lebih tepat jika dikerjakan melalui skema investasi swasta.
“Kalau bentuknya investasi, silakan saja dilaksanakan. Justru lebih baik karena tidak memakai APBD, sehingga anggaran pemerintah bisa dialihkan untuk kebutuhan lain,” jelasnya.
Meski mendukung penuh keberadaan PLTSa, Andriansyah kembali mengingatkan pentingnya mengubah pola pengelolaan sampah di tingkat masyarakat.
Ia mendorong penerapan konsep Ku Pilah, Ku Pilih, Ku Olah (KU3) agar warga terbiasa memilah sampah sejak dari rumah tangga.
“Kalau sistem ini berjalan baik PLTSa maupun insinerator bisa benar-benar efektif. Jadi kuncinya ada pada pembenahan pengelolaan sampah terlebih dahulu,” pungkasnya.
