Samarinda, infosatu.co – Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik menilai fungsi manajerial Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Sjahranie tidak maksimal.
Salah satu indikatornya, Dewan Pengawas yang dinilai kurang responsif menghadapi dinamika yang terjadi di RSUD. Kondisi ini dinyatakan juga dampak dari kurang rincinya regulasi yang mengaturnya.
“Karena di dalam Pergub-nya juga ada kesalahan. Di Pergub, Dewan Pengawas hanya menerima laporan paling kurang satu kali setahun,” katanya.
“Kalau Dewan Pengawas mengambil laporan sekali setahun, artinya dinamika yang terjadi dari waktu ke waktu kan tidak bisa diikuti,” ungkapnya dalam pertemuan di Pendopo Odah Etam Kompleks Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (8/10/2024).
Akmal menilai, penafsiran Pergub tersebut sebenarnya tidak melarang pemberian laporan dilakukan lebih sering. Misalnya, sehari sekali atau setiap pekan agar dinamika di RSUD bisa dipantau lebih intensif. Ketika suatu waktu ada permasalahan, diharapkan bisa segera ditangani.
Persoalan lain tentang manajerial RSUD yang disorot Akmal Malik terkait dengan peran pihak direksi. Menurutnya, kinerja dalam rangka mengoptimalkan tenaga kesehatan di rumah sakit tidak berjalan dengan baik.
Ia pun tunjuk bukti tentang adanya dokter yang menolak memberikan pelayanan kepada pasien di rumah sakit.
“Terbukti kasus dokter yang berani menolak pasien. Kalau disanggah bahwa manajemen rumah sakit tidak memiliki kontrol terhadap tenaga kesehatan, ini menjadi pertanyaan,” ujarnya.
“Kenapa kok manajemen direksi tidak bisa punya kontrol? kenapa ketika dokter tidak mau melaksanakan tugas, dia tidak bisa berikan meritokrasi,” lanjut Akmal.
Dalam forum itu, Ia juga meminta pihak RSUD AW Sjahranie untuk duduk bersama dengan pihak BPJS Kesehatan.
Nantinya, pertemuan kedua belah pihak tersebut untuk menyelesaikan permasalahan layanan kepada masyarakat yang masih terjadi. Terutama dalam pemberian rujukan yang berkaitan dengan tata kelola rumah sakit.
“Kalau semua orang sakit datang ke sana, ya babak belur lah rumah sakit ini. Sakit ringan, sakit super ringan datang ke sana semua. Apalagi 90 persen pasien AW Sjahranie itu adalah dari BPJS,” pungkasnya.