Samarinda, infosatu.co – Nama Ada Al Ali Murrabbaniah sudah tak asing dalam dunia menjahit di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim).
Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh hari ini, Senin (28/10/2024), sosoknya kembali menjadi sorotan. Alda, panggilan Ada Al Ali, muncul sebagai sosok inspiratif.
Ia telah berhasil menjadi pemuda pelopor di bidang pendidikan tingkat provinsi. Gelar itu resmi disandang setelah Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim mengumumkannya pada peringatan Sumpah Pemuda ke-96 tahun ini.
Capaian itu berkat sepak terjang Alda dalam dunia menjahit. Usaha yang dirintis sejak tahun 2024 mampu memberi dampak positif bagi sejumlah warga untuk turut berkarya.
Ia melalui tempat usaha bernama “Rumah Jahit Alda“ yang dibuka di Jalan Triyu, Tenggarong telah berhasil mengharumkan nama Kukar di tingkat provinsi melalui ajang Pemuda Pelopor 2024. Dalam ajang itu, 50 kontestan lain menjadi pesaingnya.
Minat Alda dalam dunia menjahit terinspirasi oleh busana indah yang sering kali dilihatnya. “Setelah melihat berbagai model busana yang menarik, saya merasa ingin mencoba menjahit sendiri,” ujarnya dalam wawancara usai upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Ketertarikannya pada busana indah yang dilihatnya kala itu, mendorong Alda semakin tertarik dengan menjahit. Perempuan itu berusaha mendalami bidang keterampilan tersebut dengan cara bekerja ke penjahit lain.
“Setelah lulus dari SMK 2 Tenggarong dengan jurusan Tekstil, saya mencoba sekolah sambil bekerja dan akhirnya saya mengembangkan kemampuan menjahit,” ujarnya.
Ia memberanikan diri untuk menerima pesanan permak baju seperti kebaya, dress, dan baju pengantin setelah berjualan masker selama pandemi Covid-19.
Keberanian Alda untuk memulai usaha pada tahun 2020 membuahkan hasil. “Di tahun pertama, saya mulai merintis usaha dan di tahun 2022, saya mulai mengajak teman-teman untuk belajar menjahit,” tambahnya.
Saat ini, Alda telah melatih 11 pemuda di kursus jahit yang dibukanya. Setelah terpilih sebagai pemuda pelopor, ia juga mendirikan komunitas “Penjahit Tenggarong” yang kini memiliki kurang lebih 50 anggota.
“Komunitas ini bertujuan memberikan wadah bagi masyarakat Tenggarong yang ingin belajar menjahit,” jelas perempuan berusia 22 tahun ini.
Alda tidak hanya berfokus pada pengembangan diri, tetapi juga berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat.
Rumah jahitnya menjadi pusat pelatihan bagi ibu-ibu dari Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan anggota organisasi lain, termasuk Himpunan Mahasiswa Islam Wati.
Kini, Alda tercatat sebagai mahasiswa semester delapan di Fakultas Agama Islam Universitas Kukar (Unikarta) dan aktif dalam berbagai organisasi.
Sebagai pemuda pelopor, Alda merupakan contoh nyata dari generasi muda yang kreatif dan produktif. Gerakan ini memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk mewujudkan gagasan menjadi karya nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Kami tidak hanya menerima jasa jahitan, tetapi juga mendukung orang-orang yang ingin belajar dan berkembang,” tutup Alda sembari menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi bagi masyarakat dan mencetak generasi muda yang berdaya saing.