Penulis: Lydia – Editor: Irfan
Bontang, infosatu.co – Di tengah pandemi Covid-19, semua pihak terkait dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) dipaksa untuk melek teknologi. Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi I DPRD Bontang Abdul Haris.

“Sekarang ini orangtua serta guru di sekolah dipaksa untuk mengerti teknologi,” ungkapnya di Gedung DPRD Bontang, Senin (27/7/2020).
Dahulu pemikiran orang-orang terkait proses belajar mengajar itu adanya hanya di sekolah, membuat guru serta orangtua malas meningkatkan teknologi informasinya.
Jika dulu PJJ dan virtual itu hanya sekadar angan-angan, namun sekarang bukan sekedar angan-angan lagi. Kata Abdul, PJJ sekarang itu dipersepsikan sebagai inovasi dalam metode pembelajaran.
“Mungkin ini hikmah adanya Covid-19 yang mengharuskan sebagian orang paham teknologi. Ini alasan mengapa harus ada rapat virtual dan jawaban kenapa dilakukan proses belajar mengajar jarak jauh,” ujarnya.
Dalam hal ini, kesiapan serta partisipasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bontang sangat diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar secara virtual. Ditegaskan Abdul Haris, komisi I akan ikut mendukung jika ada inovasi dari perpustakaan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bontang Retno Febriaryanti mengutarakan jika perpustakaan menyediakan internet yang bisa digunakan untuk proses belajar mengajar secara virtual.

“Namun fasilitasi untuk kegiatan seperti hal-hal tersebut itu mungkin masih kurang atau belum memadai karena sinyalnya suka naik turun. Mungkin bisa dijembatani untuk adanya fasilitasi-fasilitasi virtual seperti itu,” paparnya.
Menurut Retno, nantinya hal tersebut bisa dikembangkan untuk adanya virtual yang bisa dimanfaatkan oleh pemustaka atau pun anak-anak sekolah.
“Namun jumlah kapasitas kami untuk memfasilitasi tersebut hanya 60 seat (kursi), karena kami punya ruang multimedia tetapi dengan kapasitas 60 seat,” kata Retno.