Penulis : Lydia – Editor : Putri
Bontang, infosatu.co – Dipastikan Program Penyebaran Pesan Informasi Kesehatan Pangan Aman dan Depot Air Minum milik Puskesmas Bontang Utara (BU) 1, akan lolos dalam nominasi 5 terbaik kategori bidang GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) dalam ajang Indonesia HealthCare Forum (IndoHCF) Innovation Awards III 2019. Dan ini layak mendapatkan apresiasi.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Chairman IndoHCF Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS, didampingi dr. Lukas C. Hermawan, M.Kes, di rumah jabatan Wali Kota Bontang, Jl. Awang Long, Bontang Utara, Kamis (10/10/2019).
Tujuan dari kegiatan ini agar dapat memverifikasi kesesuaian faktual di lapangan dengan data yang disampaikan kepada tim juri IndoHCF terkait pengaplikasian program inovatif dibidang kesehatan, yakni Penyebaran Pesan Informasi Kesehatan Pangan Aman dan Depot Air Minum (Pepes Ikan Patin).
Asisten Administrasi Pembangunan Ir. Zulkifli, MT, mewakili Walikota Bontang, bersama Kepala Dinas Kesehatan dr. Bahauddin, MM, beserta jajaran, Kepala Puskesmas BU 1, dan beberapa kader Posyandu yang menerima kedatangan Tim Juri IndoHCF.
Zulkifli mengatakan, bahwa Ini baru penilaian, verifikasi dan membuktikan apa yang sudah kita usulkan ke mereka, agar nanti kita bisa jadikan bahan untuk pembahasan.
Zulkifli optimis, dari inovasi Pepes Ikan Patin milik Puskesmas BU 1 bakal meraih penghargaan pada ajang IndoHCF Innovation Awards III 2019.
“Inovasi ini memudahkan masyarakat untuk dapat mengetahui lokasi mana saja yang dijamin kehigienisannya,” ungkapnya.
Rencananya program ini tidak hanya berlaku pada wilayah Puskesmas BU 1 saja, harapannya bisa dikembangkan menyeluruh di wilayah Kota Bontang.
“Pemkot berkomitmen dalam peningkatan kualitas mutu pelayanan kesehatan di Kota Bontang,” ujar Zulkifli.
Chairman IndoHCF Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS, mengatakan bahwa Pepes Ikan Patin Puskesmas BU 1 menjadi salah satu inovasi dari lima terbaik di bidang Germas.
“Tapi dikarenakan Germas merupakan program pemerintah dan tidak akan bisa dikerjakan sendiri oleh Puskesmas, ini membuat penghargaan IndoHCF turut mengangkat peran dari pemerintah daerah,” pungkasnya.
Ia mengaaku bahwa dirinya telah menemui Ibu Walikota, Dr. Hj. Neni Moerniaeni, Sp.Og dan Asisten I, untuk mengetahui ketepatan komitmen dari Pemerintah Daerah tentang program prioritas kesehatan.
“Akan dipantau langsung ke Puskesmas maupun depot air minum. Hanya untuk memastikan seberapa jauh karya yang ditulis tersebut apakah sesuai dengan di lapangan,” sambungnya.
Ia menjelaskan beberapa hal yang dinilai dari IndoHCF Innovation Awards III 2019, pertama adalah seberapa jauh inovasi itu menyelesaikan masalah sertaseberapa terbukti masalah itu dipecahkan, dan bukan teori.
“Kedua, kesesuaian antara karya yang dikirim oleh pihak Puskesmas BU 1 dengan kondisi faktual di lapangan,” katanya.
Supriyantoro mengatakan bahwa Penghargaan IndoHCF nantinya diserahkan bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada tanggal 12 November 2019. Karena tim penilai IndoHCF termasuk gabungan dari beberapa unsur seperti Kementerian Kesehatan, LIPI, dan asosiasi kesehatan lainnya.
“Ketika sudah mendapatkan hasilnya, peserta yang mendapat penghargaan akan diundang pada 9 November 2019 di Jakarta bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional yang diselenggarakan tiga hari berturut-turut. tapi pengumumannya akan dikirimkan bersurat kepada masing-masing (pemenang) pada 20 Oktober 2019,” tuturnya.
Melalui sambungan WhatsApp Walikota Bontang, Dr. Hj. Neni Moerniaeni, Sp.Og, menegaskan bahwa Pemkot sudah melakukan berbagai inovasi dibidang kesehatan. Seperti mengeluarkan Peraturan Walikota terkait Germas dan himbauan untuk hidup sehat telah disosialisasikan baik melalui acara OPD maupun di setiap kegiatan milik lintas sektor lainnya.
Bunda Neni juga menjelaskan tentang pemeriksaan langsung melalui dinas terkait pun tak luput dari kepedulian Pemkot pada masyarakat, terutama pencegahan stunting.
“Alhamdulillah berbagai program-program seperti gizi buat anak-anak, dan juga berbagai program pembagian baju, sepatu, dan tas gratis. Saya katakan biaya baju, sepatu dan tas ini bisa dikonversikan untuk beli gizi anaknya,” jelasnya.
Begitu juga dengan program pengentasan wilayah kumuh yang dulunya 125 Hektar, sekarang hanya tersisa 25 Hektar.
“Program sanitasi dan lingkungan yang baik juga jadi prioritas Pemkot Bontang. Saat sampai di rumah jabatan, para juri bersama rombongan dari Pemkot Bontang segera melanjutkan peninjauan langsung ke warung dan depo air minum binaan Puskesmas BU 1,” tutupnya.