
Penulis : M. Sukri
Samarinda,infosatu.co – Sampai saat ini musibah banjir di Samarinda belum juga berakhir, bahkan di titik rawan banjir air semakin tinggi, sehingga semua aktifitas terganggu dan dampak dari banjir dirasakan warga yang berada di daerah Samarinda Utara.
Berbagai isu muncul bahwa banjir yang terjadi saat ini disebabkan karena adanya aktifitas tambang dan galian C yang berdekatan dengan pemukiman warga, selain faktor tambang hal ini juga karena sistem tata kota yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
Menurut anggota Komisi II DPRD Provinsi Kaltim HM.Ali Hamdi. ZA,S.Ag, kepada infosatu.co, usai sidang paripurna ke 15 LKPJ Gubernur Kaltim, Selasa (11/6/2019), bahwa persoalan banjir yang terjadi di Samarinda, kami menilai karena adanya izin tambang maupun galian C yang tidak tertata dengan baik dan ini harus di tertibkan
“Pemerintah kalau membangun tidak memperhatikan hulunya tapi dia lebih memprioritaskan pada hilirnya saja, sehingga persoalan banjir tidak selesai-selesai, semestinya kalau ingin mengatasi banjir harus dari hulunya dulu baru ke hilir dan ini akan bisa selesai,”kata Ali Hamdi
Selin itu juga, adanya izin-izin yang memang itu untuk jadi resapan air akhirnya hilang, kalau resapan air untuk penampungan air hujan tidak menjadi perhatian pemerintah, maka mustahil persoalan banjir bisa diselesaikan jika tidak ada niat untuk melakukan pembenahan masalah banjir
“Banyaknya folder yang dimiliki tapi fungsinya kami tidak melihat, semestinya dapat di manfaatkan guna mengurangi genangan air, justru tidak banyak membantu karena pada saat tidak musim hujan folder tersebut tidak dperhatikan seharusnya dilakukan pengurasan muapun perawatan sehingga pada saat turun hujan bisa menampung air hujan,”tegasnya
Dia menambahkan,banyak folder penampungan air yang dibuat pemkot Samarinda , akan tetapi tidak bisa difungsikan secara maksimal dan untuk apa folder dibangun kalau tidak bisa difungsikan, seperti folder di simpang empat Lembuswana, folder Air Hitam dan folder di Jalan M. Ardan Air Putih,”ucapnya
Sementara Syafruddin dari fraksi PKB, mengatakan bahwa yang terpenting saat ini kita lakukan bagaimana membuat agenda untuk melihat musibah banjir yang terjadi di Samarinda,Kukar dan Bontang
“Ini langka awal sebagai wakil rakyat untuk bisa melihat kondisi masyarakat yang mengalami kesusahan karena musibah banjir, apalagi tidak kunjung surut airnya. Untuk itu kami minta agar bisa di agendakan sebagai bagian kunjungan kerja ke dalam dan untuk kunjungan ke luar bisa kita tunda,”pesannya