Samarinda, Infosatu.co – Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Hadi Mulyadi menyebut ada dua pekerjaan yang harus dilakukan jika ingin maju, yaitu membaca dan menulis.
“Makanya, Al-Qu’ran itu disebut sebagai Qiruah (bacaan) dan Al-Qur’an juga disebut sebagai Al-Qalam (tulisan). Jadi, membaca dan menulis itu sesuatu yang harus dilakukan bagi orang yang ingin maju,” kata Hadi saat membuka Workshop Menulis yang diselenggarakan Gerakan Ayo Menulis (Geram) Provinsi Kaltim bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Provinsi Kaltim di Gedung Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Kaltim, Jumat (3/3/2023).
Hadi mengapresiasi Geram Kaltim yang bekerjasama DPKD Kaltim karena telah menyelenggarakan Workshop Menulis. Menurutnya, menulis merupakan sesuatu yang harus dibudayakan sebagai hal penting dalam bagian kehidupan.
Ia kemudian menceritakan ketika masih kecil dulu, dirinya diwajibkan untuk belajar calistung (membaca, menulis dan berhitung), tapi bukan sekadar membaca abjad juga bukan sekadar menulis, melainkan membaca dan menulis harus dikembangkan dengan artian lebih luas.
“Sebenarnya calistung itu tidak pernah berhenti, tapi karena kita salah paham, anak-anak sudah bisa membaca dan menulis dikira pekerjaan sudah berhenti. Padahal harus mengajarkan membaca dan menulis yang produktif, edukatif, dan inovatif,” tuturnya.
Maka dari itu, mantan legislator Karang Paci dan Senayan itu mengatakan kegiatan workshop menulis ini sangat penting sebagai lanjutan dari calistung yang pernah diajarkan sewaktu masih SD.
Ia menyadari, masih banyak yang belum paham dan menyadari terkait calistung, sehingga masih banyak orang-orang yang tidak menyadari pentingnya menulis.
“Kami bangga kepada Geram Kaltim yang telah memfasilitasi, mempromosikan dan mengaktivasi para guru dan berbagai profesi yang mengikuti workshop menulis ini,” ucapnya.
Ia mengaku, menulis bukanlah suatu hal yang mudah dan seorang penulis harus banyak membaca karena seorang penulis yang gemar membaca bobot tulisannya akan berbeda dengan penulis yang tidak banyak membaca.
“Kita akan bisa menilai seorang penulis yang banyak membaca dan tidak membaca melalui bobot tulisan dan karya dihasilkan. Diharapkan seluruh peserta workshop menulis jangan pernah berhenti membaca dengan berbagai macam literatur,” pesannya.
Orang nomor dua Benua Etam itu menambahkan, selain banyak membaca, kiat atau kriteria cara menulis yang baik yakni seorang penulis harus punya misi dalam menulis agar tulisan yang dibuat bermanfaat dan memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya bagi pembaca.
Selain itu, lanjut Hadi, menulis karya harus dilakukan dengan hati dan diksi atau pilihan kata juga penting untuk diperhatikan.
“Harus melihat situasi, supaya karya tulisan yang dibuat up to date dan tulisan harus ada rasa seninya,” tuturnya.
Ketua Geram Kaltim Denok Asmiati melaporkan, Workshop Menulis Jilid III berlangsung dua hari (3-4 Maret 2023) secara daring dan luring yang diikuti 110 peserta terdiri dari guru dan berbagai kalangan seperti wiraswasta dari kabupaten dan kota se-Kaltim.
“Bahkan calon penulis dari luar Kaltim seperti Banyuwangi, dosen dari Bali, Bulungan juga secara online hadir,” ungkapnya.
Kegiatan juga dihadiri Kepala DPKD Kaltim HM Syafranuddin, perwakilan BPMO Kaltim dan narasumber Awaluddin Syaddad, seorang mentor dan penulis.