
Samarinda,infosatu.co- Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti meluapkan kekhawatirannya tentang status Kota Layak Anak (KLA) di Kota Samarinda. Di kemudian hari bisa saja stagnan, bahkan turun statusnya.
Puji pun menyoroti banyak pekerjaan rumah yang belum selesai dan berpotensi menjegal Samarinda, untuk mendapatkan predikat KLA. Hal ini disampaikan Sri Puji Astuti di Ruang Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Rabu (21/9/2022).
Tentu, Samarinda patut berbangga dengan predikat Kota Layak Anak (KLA) tahun 2022, yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pada,22 JUli 2022 lalu, namun untuk mempertahankan bahkan menaikkan statusnya, perlu sinergi semua pihak, baik OPD, maupun masyarakat.
“Untuk mencapai kriteria KLA yang penuh itu sulit sekali, kita sekarang banyak kasus, namun sumber daya manusia (SDM) juga belum siap. Di samping anggaran pada Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dan Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA) juga kecil,”ungkap Puji yang belatar belakang dokter itu.
Soal anggaran, menurut politisi Demokrat itu, dua tahun terakhir memang mendapat dari dana non fisik, namun di tahun ketiga ini tidak mendapatkan lagi, dan ini berlaku di seluruh Indonesia. “Jadi semua anggaran diserahkan pada APBD Kota masing-masing daerah,’jelasnya.
Dari sini, DPRD Kota Samarinda melakukan revisi Perda Nomor 10/2013 tentang Perlindungan Anak, yang regulasinya dirasa kurang tegas, khususnya untuk melindungi hak-hak anak yang perlu menjadi perhatian bersama. Mulai dari pemenuhan fasilitas bermain yang ramah anak hingga dukungan dari berbagai pihak.
“Ini tindakan awal untuk membuat payung hukum perlindungan anak, agar kita bisa berbuat sesuatu, dan anak tetap mendapat perlindungan dari pemerintah,”ucapnya.
Selain itu, kata Puji, jika pun perda sudah ada, implementasi perda tersebut, dirasa sulit kalau tidak didukung anggaran.Di sisi lain perlu dukungan Pemkot Samarinda untuk bisa memperhatikan pembangunan SDM.
Walau pun, menurut dia, penyiapan sarana dan prasarananya melalui pembangunan infrastruktur bisa menunjang Samarinda dapat meningkatkan predikat KLA di kemudian hari.
“Contohnya saja, bagaimana kita memiliki taman, Puskesmas, layanan pendidikan, jalan-jalan trotoar, yang harus ramah anak, ini semua harus dipersiapkan mulai sekarang. Kita punya yang sekarang banyak tidak ramah anak, orang masih ada yang merokok, berjualan sembarangan, permainan yang tidak standar ramah anak, begitu banyak PR, “terang Puji.
Perhatian lainnya ada di SDM yang berjenjang, dari UPT PPA, ke Satpol PP, sampai ke tingkat RT, ini harus bisa menyentuh masyarakat, dari segi sosialisasi sampai tindakan perlindungannya.
“Di kecamatan saja, masih banyak yang tidak bisa membedakan usia anak dan dewasa, seharusnya tahu, inilah tugas kita yang harus menyentuh semua lapisan untuk persiapan kota ramah anak,”pungkasnya.