
Kutim, infosatu.co – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Kalimantan Timur (Kaltim) memulai rangkaian Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Sertifikasi Tenaga Pendidik Pembelajaran Al-Qur’an Metode Ummi.
Kegiatan yang digelar di Hotel Royal Victoria, Sangatta, Senin, 17 November 2025 ini menjadi langkah daerah memperkuat mutu pembelajaran Al-Qur’an di sekolah-sekolah negeri.
Kepala Disdikbud Kutim, Mulyono, mengatakan kegiatan ini dirancang untuk memastikan para peserta memiliki standar bacaan Al-Qur’an yang memadai sebelum terjun ke ruang kelas.
Ia menilai peningkatan kualitas bacaan merupakan syarat utama bagi guru yang akan mengajar dengan metode Ummi.
“Melalui Bimtek dan sertifikasi ini, kami berharap seluruh peserta memiliki bacaan yang benar menurut kaidah, serta mampu mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar,” ujar Mulyono.
Ia menambahkan, program tersebut juga bagian dari implementasi manajemen mutu agar pembelajaran Al-Qur’an lebih sistematis dan sejalan dengan standar nasional metode Ummi.
Menurut Mulyono, setidaknya lima tujuan menjadi fokus utama dalam kegiatan ini.
Pertama, meningkatkan ketepatan bacaan Al-Qur’an peserta sesuai kaidah tajwid, makhraj, dan sifat huruf.
Kedua, menyatukan standar bacaan antara guru baru dan guru aktif agar mutu pembelajaran tetap terjaga.
Ketiga, membekali peserta dengan kemampuan tahsin–tartil dalam bentuk teori maupun praktik sebagai dasar kompetensi guru Al-Qur’an.
Keempat, adalah memberikan pelatihan teknis terkait penerapan metode pembelajaran Al-Qur’an berbasis metode Ummi, sehingga guru dapat mengajar secara lebih efektif dan menyenangkan.
Kelima, menghasilkan tenaga pendidik Al-Qur’an yang profesional dan siap mengimplementasikan metode Ummi di satuan pendidikan.
Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini mencapai 140 orang. Mereka dinyatakan lulus setelah melalui seleksi yang digelar pada 10–11 November lalu.
“Para peserta nantinya akan ditempatkan di satuan pendidikan negeri di Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan,” kata Mulyono.
Selain peserta utama, kegiatan ini juga dihadiri 49 tenaga pendidik dari Angkatan I Metode Ummi yang berasal dari tujuh satuan pendidikan di Sangatta Utara, Sangatta Selatan, dan Sangkulirang.
Setelah kegiatan selesai, para calon pengajar dijadwalkan mulai mengajar pada awal Desember.
Sebelum itu, mereka akan melalui proses pengenalan sekolah serta penyusunan jadwal.
Mulyono menekankan pentingnya kesiapan dan komitmen penuh peserta terhadap program ini, mengingat pembelajaran Al-Qur’an membutuhkan konsistensi dan standar yang ketat.
Pelatihan ini melibatkan tim pengajar bersertifikat dari Ummi Foundation Daerah Kutai Timur.
Dengan pelatihan tersebut, Mulyono berharap kualitas pembelajaran Al-Qur’an di sekolah-sekolah negeri dapat meningkat secara signifikan dan berkesinambungan. (Adv).
