Samarinda, infosatu.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kaltim tengah mematangkan persiapan menuju peringatan Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember 2025.
Sekretaris KPA Kaltim, Yurnanto, menegaskan bahwa peringatan Hari AIDS Sedunia bukan sekadar agenda seremonial, melainkan momentum penting untuk memperkuat edukasi, penyebaran informasi yang benar, dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap HIV/AIDS.
“Hari AIDS Sedunia itu pengingat bagi kita semua agar terus menekan penyebaran HIV/AIDS di Kalimantan Timur,” ujarnya dalam pertemuan bersama OPD terkait di Kantor Gubernur Kaltim, Kamis, 13 November 2025.
KPA Kaltim bersama sejumlah instansi pemerintah serta organisasi masyarakat akan menggencarkan penyuluhan melalui berbagai media.
Edukasi ini ditujukan agar pemahaman publik meningkat, terutama di kalangan generasi muda yang rentan mendapatkan informasi keliru mengenai HIV/AIDS.
“Kita melakukan penyuluhan-penyuluhan melalui berbagai media agar informasi menjangkau masyarakat lebih luas,” kata Yurnanto.
Puncak peringatan akan digelar di Ruang Kantor Gubernur Kaltim dengan konsep edukatif yang dipadukan dengan unsur seni dan budaya daerah. Kegiatan ini dirancang untuk menarik perhatian publik sekaligus menguatkan pesan pengendalian HIV/AIDS.
Dalam kesempatan yang sama, Yurnanto menyoroti permasalahan utama penanggulangan HIV/AIDS adalah stigma dan ketakutan masyarakat akibat informasi keliru sejak awal kemunculan penyakit ini.
Ia menjelaskan bahwa pada era 1900-an ketika HIV/AIDS pertama kali muncul sebagai penyakit baru, banyak informasi yang beredar tidak akurat sehingga menimbulkan persepsi yang salah, bahkan di kalangan petugas kesehatan.
“Apa yang disampaikan pada saat itu sebenarnya malah menimbulkan kesalahpahaman. Informasi yang keliru menyebabkan masyarakat menjadi takut,” ungkapnya.
KPA Kaltim kini berupaya memperbaiki pengetahuan publik melalui edukasi berkelanjutan.
“Kami selalu berusaha mengubah pengetahuan masyarakat supaya tidak terjadi lagi stigma-stigma itu,” jelas Yurnanto.
Ia menegaskan bahwa HIV tidak menular secara sembarangan dan metode penularannya sangat terbatas.
“Cara penularan HIV itu tidak banyak dan sangat sulit ditularkan,” tegasnya.
Selain fokus pada penghapusan stigma, KPA Kaltim juga mendukung pencapaian target global UNAIDS 90-90-90, yaitu 90 persen orang dengan HIV mengetahui statusnya, 90 persen dari mereka menjalani pengobatan dan 90 persen dari yang menjalani pengobatan mencapai penekanan virus.
Menurut Yurnanto, perubahan sikap dan pola pikir masyarakat adalah syarat utama untuk mencapai target tersebut.
“Kesadaran untuk memeriksakan diri dan menjalani pengobatan adalah bagian dari perubahan global menuju masyarakat yang lebih sehat dan inklusif,” ujarnya.
