
Kutim, infosatu.co – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur (Kaltim), menyelenggarakan upacara Peringatan Hari Pahlawan ke-80 pada Senin, 10 November 2025, yang dipusatkan di Lapangan Kantor Bupati Kutim.
Pada momen tahunan ini, pemerintah daerah kembali mengajak masyarakat menimbang arti pengorbanan para pejuang serta menata langkah untuk melanjutkan warisan perjuangan mereka di masa kini.

Upacara dipimpin Kapolres Kutai Timur, AKBP Fauzan Arianto, yang bertindak sebagai inspektur upacara.
Rangkaian kegiatan dihadiri jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), di antaranya Asisten II Setkab Kutim Noviarinor; perwakilan Dandim 0909/KTM, Kapten Inf Arif Sapardiyatno; perwakilan Danlanal Sangatta, Kapten Laut Taufik.
Juga perwakilan Kejaksaan Negeri Kutim, Teguh Santoso; Kasatpol PP Kutim Fatah Hidayat; Wakil Ketua II DPRD Kutim Said Anjas; Kepala Dinas Sosial Kutim Ernata Hadi Sujito; serta tokoh masyarakat, pemuda, adat, dan agama.
Sebanyak 12 peleton pasukan turut membentuk formasi upacara.
Mereka berasal dari unsur TNI, Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan, BPBD, Tagana, Basarnas, Gerakan Bela Negara, STAIS, Kesbangpol, serta korsik SMP YPPSB Sangatta.
Keikutsertaan berbagai unsur tersebut, menurut panitia, menandai luasnya partisipasi masyarakat dalam menghidupkan nilai-nilai kepahlawanan.
Dalam amanatnya, AKBP Fauzan menyampaikan bahwa Peringatan Hari Pahlawan bukan semata perhelatan seremonial, melainkan ruang refleksi untuk menghayati kembali perjuangan para pendahulu bangsa.
Ia menegaskan bahwa kemerdekaan hadir dari konsistensi sikap dan keteguhan hati.
“Para pahlawan mengajarkan bahwa kemerdekaan tidak jatuh dari langit, tetapi lahir dari kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan,” ujar AKBP Fauzan.
Fauzan kemudian memaparkan tiga teladan utama yang menurutnya perlu dijaga generasi kini: kesabaran dalam memperjuangkan cita-cita, kesediaan menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, serta kemampuan melihat jauh ke depan demi generasi penerus.
Prinsip ini, katanya, merupakan fondasi moral yang perlu terus diwariskan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia juga menekankan pentingnya orientasi pada kontribusi nyata.
“Kehormatan sejati bukan pada jabatan, tetapi pada manfaat yang ditinggalkan. Kini giliran kita melanjutkan perjuangan itu dengan bekerja, bergerak, dan berdampak bagi masyarakat,” tambahnya.
Dalam pandangan AKBP Fauzan, perjuangan masa kini tidak lagi lahir melalui pertempuran fisik, melainkan melalui ilmu, empati, integritas, inovasi, serta pengabdian dalam setiap profesi.
Rangkaian upacara diselingi pembacaan pesan-pesan pahlawan nasional dan penghormatan bagi arwah para pahlawan. Para peserta juga diajak memperteguh janji untuk menjaga semangat kebangsaan yang telah diwariskan lebih dari tujuh dekade lalu.
Peringatan tahun ini mengusung tema “Pahlawanku Teladanku Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan”.
Tema tersebut menjadi penegas bahwa generasi masa kini memikul tugas mengisi kemerdekaan melalui karya yang berkelanjutan, memperkuat persatuan, serta menghadirkan kontribusi positif bagi daerah maupun bangsa. (Adv)
