
Kutim, Infosatu.co – Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfo Staper) Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim) mendorong penguatan arah pembangunan digital daerah sebagai bagian dari transformasi jangka panjang yang kini mulai dipercepat di tingkat daerah.
Kepala Diskominfo Staper Kutai Timur, Ronny Bonar Hamonangan Siburian, menegaskan bahwa pengembangan ekosistem kota cerdas bukan lagi sekadar rencana tambahan, melainkan pijakan strategis bagi visi pembangunan dua dekade mendatang.
Ia menjelaskan bahwa kerangka pembangunan daerah sesungguhnya telah tertuang jelas dalam dua dokumen utama yang sedang disiapkan pemerintah daerah.
“Sebagaimana yang telah dirumuskan bersama dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kutai Timur 2025-2045, yaitu visi ‘Kutim Hebat 2045, yang menekankan transformasi ekonomi, transformasi sosial, dan transformasi tata kelola pemerintahan secara berkelanjutan,” ujarnya, Senin 10 November 2025.
Menurut Ronny, arah pembangunan tersebut kembali dipertegas dalam RPJMD Kutai Timur 2025-2029, yang memuat visi “Terwujudnya Kutai Timur yang Tangguh, Mandiri, dan Berdaya Saing”.
Dua dokumen tersebut, katanya, merupakan kompas yang menentukan setiap kebijakan, program, dan kegiatan pemerintah.
Ronny menjelaskam bahwa perubahan global menuntut daerah untuk bergerak lebih cepat. Teknologi, data, dan inovasi, menurut dia, kini menjadi tulang punggung dalam memperbaiki pelayanan publik, meningkatkan daya saing ekonomi, hingga memperkuat kesadaran masyarakat.
“Dalam era digital dan persaingan global saat ini, penerapan konsep Smart City bukanlah pilihan semata, melainkan keharusan strategis,” ucapnya.
Ia menuturkan bahwa prinsip kota cerdas mencakup percepatan layanan, keterbukaan informasi, penguatan inklusivitas, keberlanjutan lingkungan hidup, serta partisipasi publik yang lebih aktif.
Dalam konteks Kutai Timur, karakter wilayah yang luas dan beragam membuat kebutuhan akan integrasi teknologi menjadi semakin mendesak.
Perbedaan akses layanan antar kecamatan, tantangan konektivitas, hingga upaya pemerataan pembangunan disebut sebagai alasan mengapa transformasi digital harus difokuskan dalam lima tahun mendatang.
Ronny menyebut bahwa langkah tersebut dapat mempermudah pemerintah memperkuat tata kelola digital yang efisien dan partisipatif, sekaligus mendorong munculnya ekonomi berbasis teknologi, hilirisasi industri lokal, ekonomi hijau, serta peningkatan daya saing UMKM digital.
“Oleh karena itu, dalam periode lima tahun ke depan (2025-2029), kita akan mengintegrasikan roadmap Smart City ke dalam setiap perangkat perencanaan: mulai dari masterplan TIK, pelayanan publik digital, integrasi data pemerintahan, hingga pengembangan smart environment dan smart economy.
Semua ini kita lakukan untuk mendukung tercapainya visi Kutai Timur Tangguh, Mandiri, dan Berdaya Saing serta meletakkan fondasi kuat menuju Kutim Hebat 2045,” paparnya.
Ronny kemudian mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bergerak bersama. Ia menilai keberhasilan transformasi digital sangat bergantung pada keterlibatan banyak pihak, tidak hanya pemerintah.
“Saya mengajak semua elemen, Pemerintah Kabupaten, DPRD, swasta, lembaga masyarakat, dan warga Kutai Timur untuk bersama-sama membangun ekosistem Smart City,” tuturnya.
Pemerintah, menurut dia, harus konsisten mengadopsi digitalisasi dalam pengambilan keputusan; swasta didorong ikut memperluas integrasi teknologi; sementara masyarakat diharapkan meningkatkan literasi digital dan memanfaatkan layanan yang tersedia.
Komitmen pemerintah, lanjutnya, tidak semata pada penyediaan infrastruktur, namun juga pada peningkatan kualitas layanan publik, penguatan transparansi, serta penggunaan teknologi secara bertanggung jawab.
“Pemerintah Kabupaten Kutai Timur berkomitmen untuk terus mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, serta pelayanan publik yang inovatif,” kata Ronny.
Ia menegaskan pula bahwa kegiatan sosialisasi Smart City tersebut bukan acara seremonial belaka.
“Saya juga ingin menegaskan bahwa kegiatan sosialisasi hari ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi merupakan forum penting untuk berbagi wawasan, memperluas pengetahuan, dan memperkuat kolaborasi antar semua elemen, pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, dan masyarakat,” ujarnya.
Ia meminta seluruh peserta memanfaatkan forum tersebut sebagai kesempatan menggali pemahaman, menyampaikan ide, hingga menyiapkan langkah-langkah inovatif yang relevan dengan kondisi Kutai Timur.
Ia menyampaikan harapan agar seluruh peserta dapat memanfaatkan forum tersebut dengan optimal.
Menurutnya, kegiatan itu sebaiknya dijadikan sebagai ruang untuk memperluas pemahaman mengenai konsep dan implementasi Smart City di berbagai sektor, sekaligus sarana menyampaikan ide, masukan, serta inovasi yang sesuai dengan kebutuhan daerah.
Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya membangun sinergi dan komitmen bersama dalam mewujudkan Kutai Timur yang unggul dalam tata kelola, mandiri secara ekonomi, dan berdaya saing dalam inovasi.
“Kita membangun ekosistem Smart City Kutai Timur yang berpijak pada nilai-nilai lokal, berorientasi pada kebutuhan masyarakat, serta berlandaskan prinsip keberlanjutan,” pungkasnya.
