Yogyakarta, infosatu.co – Setelah menempuh ribuan kilometer dari Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) hingga menapaki dinginnya Kawah Gunung Bromo di Jawa Timur (Jatim), rombongan Media Sukri Indonesia (MSI) Grup akhirnya menutup rangkaian perjalanannya di Kota Yogyakarta, Selasa, 21 Oktober 2025.
Kota budaya yang dikenal dengan sebutan “Kota Pelajar” itu menjadi titik akhir sekaligus tempat perpisahan antara CEO MSI Grup Mohammad Sukri, dan tiga wartawan pendampingnya, Ira, Aminah dan Adi, yang sementara waktu akan kembali ke daerah asal masing-masing.
Perjalanan yang dimulai sejak tanggal 14 Oktober 2025 ini juga meliputi serangkaian perjalanan panjang dari ziarah ke makam para wali, mengunjungi situs bersejarah di Pasuruan, hingga menikmati keindahan Bromo akhirnya perjalanan lintas Jawa itu berlabuh di Yogyakarta.
Mohammad Sukri, menyampaikan rasa syukurnya atas berjalannya perjalanan spiritual dan jurnalistik ini dengan lancar.
Ia menyebut bahwa perjalanan MSI Grup kali ini bukan sekadar wisata, melainkan wadah pembelajaran, kebersamaan dan penyegaran bagi para jurnalis di lingkungan MSI Grup.
“Alhamdulillah hari ini kita berakhir di Yogyakarta dan harus saling berpisah karena perjalanan kita sudah melalui banyak hal. Beberapa wali, beberapa makam waliyullah yang kita dapati,” ujar Sukri membuka perbincangan.
Sukri menjelaskan, perjalanan lintas Jawa ini tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga pengalaman eksploratif tentang alam dan lingkungan.
Salah satunya ketika rombongan menjelajahi kawasan hutan dan pegunungan di Jawa Timur.
“Alhamdulillah kemarin juga mampu mencapai Kawah Gunung Bromo, juga mengeskplor bagaimana hutan yang harus diindungi, karena kita hidup dalam kebersamaan di lingkungan yang lebih besar. Kita belajar menjaga kebesaran dan kebersihan alam,” lanjutnya.
Bagi Sukri, perjalanan MSI Grup bukan sekadar ajang rekreasi, tetapi juga strategi membangun semangat baru di kalangan jurnalis.
Ia menyadari bahwa rutinitas liputan dan tekanan dunia media kerap membuat para wartawan jenuh, sehingga perlu ruang untuk menyegarkan pikiran dan mengasah kembali kepekaan jurnalistik mereka terhadap kehidupan masyarakat di daerah.
“Bagi MSI Grup ini bukan hanya sekadar perjalanan, tapi bagaimana memberikan pengalaman yang membawa dampak positif. Tanpa strategi yang baik, teman-teman wartawan bisa jenuh, baik karena rutinitas berita maupun kesibukan kuliah,” ujarnya.
Menurut Sukri, melalui perjalanan lintas kota dan provinsi seperti ini, para wartawan MSI Grup dapat lebih memahami keberagaman karakter masyarakat Indonesia serta memperluas perspektif dalam menulis berita.
“Dengan perjalanan ini, mereka bisa melihat langsung kehidupan di daerah bagaimana masyarakat hidup, bekerja dan berjuang. Itu menjadi sumber berita yang autentik dan penuh nilai,” tambahnya.
Sukri juga menekankan pentingnya kedekatan antarsesama rekan kerja. Ia menyebut bahwa perjalanan ini menghapus jarak antara pimpinan dan anggota redaksi, menciptakan hubungan yang lebih humanis dan saling menghargai.
“Selama perjalanan ini, rasanya tidak ada jarak antara kami. Semua setara, saling belajar, dan saling menguatkan. Ini yang membuat MSI Grup berbeda,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Sukri juga menyampaikan akan kembali ke Surabaya untuk pulang dengan jalur kapal ke Samarinda.
Sementara Adi akan kembali ke Bandung, dan dua wartawan lainnya menuju daerah masing-masing.
Meski berpisah sementara, ia memastikan semangat tim tetap satu dalam visi yang sama.
Menutup perbincangan, Sukri menyampaikan harapan besar agar tahun depan menjadi momentum yang lebih baik bagi seluruh keluarga besar MSI Grup.
“Insya Allah, tahun 2026 nanti kita punya program baru. Kalau Allah mengizinkan, kami akan melaksanakan umrah bersama MSI Grup. Mudah-mudahan semua bisa tercapai dengan baik. Niat yang baik, insya Allah hasilnya juga baik,” ucapnya penuh keyakinan.
Perjalanan panjang MSI Group di Pulau Jawa pun berakhir di Yogyakarta kota yang menjadi saksi harmoni antara perjalanan batin, kebersamaan, dan semangat baru dalam dunia jurnalistik.