
Kukar, infosatu.co – Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) Irawan, memuji kegiatan World Cleanup Day (WCD) 2025 di Kukar.
Alasan Irawan, WCD ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi seluruh elemen masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Hal itu ia sampaikan saat ditemui di sela kegiatan pembukaan WCD yang digelar di Lapangan Waduk Panji Sukarame, Sabtu, 11 Oktober 2025.
Menurut Irawan, kegiatan ini bukan hanya sebatas aksi bersih-bersih, melainkan juga bentuk nyata komitmen masyarakat terhadap pengelolaan sampah berkelanjutan.
Ia menjelaskan, rangkaian kegiatan WCD 2025 di Kukar meliputi apel pembukaan, pembagian alat kebersihan, dan pembagian zona bersih di sejumlah titik yang telah ditentukan.
Setelah itu, para peserta melakukan aksi bersih-bersih secara serentak, dilanjutkan dengan penimbangan dan pencatatan jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan.
Selain kegiatan lapangan, acara juga diisi dengan talkshow sosialisasi pengelolaan sampah organik dan anorganik.
Dalam sesi tersebut, peserta mendapat pemaparan mengenai inovasi pengolahan sampah, di antaranya pembuatan batako plastik dari sampah terpilah yang disampaikan oleh Direktur Bank Sampah Mandiri Desa Sukamaju, Kecamatan Tenggarong Seberang, Yayuk Sehaty.
Materi lain disampaikan oleh Direktur TPST-3R Gerakan Muara Jawa Bersih, Ahmad Taufik yang memaparkan cara mengolah sampah organik menggunakan Maggot Black Soldier Fly (BSF).
Lebih lanjut, Irawan menuturkan, kegiatan ini juga menjadi wadah edukasi bagi masyarakat agar semakin memahami pentingnya memilah dan mengelola sampah sejak dari rumah.
“World Cleanup Day bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi momentum bersama untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap sampah. Kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa pengelolaan sampah yang baik akan berdampak langsung pada kualitas lingkungan dan kesehatan,” ujarnya.
Menurutnya, keterlibatan berbagai unsur dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kesadaran menjaga kebersihan sudah mulai tumbuh di masyarakat.
“Sebanyak 300 peserta terlibat dalam kegiatan ini. Mereka berasal dari komunitas peduli lingkungan, asosiasi profesi, pelajar dan mahasiswa, perangkat kelurahan dan kecamatan, perwakilan dinas dan lembaga, forum RT, hingga masyarakat umum,” kata Irawan.
Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkesinambungan agar semangat peduli lingkungan tidak berhenti pada momen WCD saja.
“Kami berharap, gerakan ini menjadi kebiasaan. Tidak hanya pada saat peringatan tertentu, tetapi menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Kutai Kartanegara,” ucapnya.
Irawan juga menekankan pentingnya dokumentasi dan evaluasi terhadap seluruh rangkaian kegiatan, agar program serupa di masa mendatang dapat berjalan lebih efektif dan berdampak luas.
Dengan begitu, kata Irawan, cita-cita mewujudkan Kutai Kartanegara yang bersih dan berkelanjutan bisa benar-benar tercapai. (Adv)