
Kukar, infosatu.co – Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Barokah di Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim), kini tak hanya berfungsi sebagai pusat pengolahan sampah masyarakat.
Lokasi tersebut juga berkembang menjadi ruang edukasi bagi pelajar yang ingin memahami praktik pengelolaan sampah secara langsung.
Keberadaan TPS3R Barokah merupakan bentuk dukungan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara terhadap program nasional Indonesia Bersih dari Sampah.
Pemerintah pusat menargetkan pengurangan sampah hingga 30 persen dan penanganan sampah sebesar 70 persen pada tahun 2025.
Dengan kehadiran TPS3R ini, pemerintah daerah berharap kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, dapat tumbuh sejak dini.
Kunjungan terbaru datang dari para pelajar SMA Negeri 1 Tenggarong. Sebanyak 30 siswa, terdiri dari 18 orang kelas X-6 dan 12 orang kelas X-7, diajak melihat langsung bagaimana sampah dikelola.
Di hadapan mereka, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kukar, Irawan, menegaskan pentingnya peran pelajar dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Persoalan sampah tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah, tetapi harus menjadi kesadaran bersama,” ujar Irawan, di lokasi kunjungan, Rabu, 24 September 2025.
Menurutnya, siswa perlu dibekali pengetahuan sejak dini agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
“Kalau anak-anak ini sudah tahu cara mengelola sampah, mereka bisa mengaplikasikan di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitarnya,” katanya menambahkan.
Irawan berharap para siswa dapat membawa pengalaman ini ke lingkungan sekolah maupun rumah masing-masing. Ia menekankan bahwa perubahan perilaku dalam memperlakukan sampah harus dimulai dari lingkup terkecil.
Ketua TPS3R Barokah, Muhammad Fadli, dalam kesempatan yang sama memaparkan proses kerja pengelolaan sampah di tempat tersebut.
Ia menjelaskan tahapan yang dimulai dari pengumpulan, pemilahan, hingga pengolahan.
“Kami di TPS3R Barokah ini mengolah sampah rumah tangga, baik organik maupun anorganik, agar tidak menumpuk di lingkungan,” ucap Fadli di hadapan para siswa.
Untuk memperjelas pemahaman, para siswa diperlihatkan berbagai peralatan yang digunakan dalam pengelolaan sampah.
Mereka diajak mengenal mesin pencacah organik, alat pemilah sampah, hingga metode sederhana dalam mendaur ulang plastik.
Selain praktik lapangan, kunjungan juga diisi dengan materi singkat mengenai prinsip reduce, reuse, dan recycle.
Dengan cara itu, siswa diharapkan mampu memahami alur pengelolaan sampah sekaligus mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
Guru pendamping SMA Negeri 1 Tenggarong, Dorce, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rencana kokurikuler sekolah.
“Adapun tujuan dari Rencana Kokurikuler ini adalah untuk Observasi Pengelolaan Sampah,” kata Dorce.
Ia menuturkan, program tersebut diharapkan dapat memperluas wawasan pelajar mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Menurutnya, TPS3R Barokah adalah contoh nyata upaya bersama dalam menanggulangi persoalan sampah di tingkat lokal. Ia menilai, dengan adanya kunjungan ini, siswa tidak hanya mendapatkan teori di kelas tetapi juga pengalaman langsung.
“Penting bagi siswa-siswi untuk mengetahui pengelolaan sampah, agar mereka bisa berkontribusi aktif menjaga lingkungan,” kata Dorce menegaskan.
Melalui kegiatan edukatif semacam ini, pemerintah daerah berharap terbentuk generasi muda yang memiliki kesadaran ekologis tinggi.
Edukasi di TPS3R Barokah pun menjadi salah satu langkah konkret dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. (Adv)