
Kukar, infosatu.co – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) terus berupaya memaksimalkan fungsi hutan kota.
Selama ini kawasan tersebut dimanfaatkan untuk menjaga keseimbangan iklim, menopang manfaat hidrologi, menciptakan keserasian lingkungan fisik perkotaan, serta melestarikan keanekaragaman hayati.
Namun, di balik peran ekologisnya, ada rencana besar yang tengah disusun DLHK Kukar agar hutan kota memiliki fungsi tambahan sebagai ruang publik yang lebih hidup.
Sekretaris DLHK Kukar, Taupiq, S.Sos., M.M., mengungkapkan bahwa pihaknya berencana mengemas Hutan Kota Tenggarong menjadi destinasi wisata edukasi.
Menurutnya, gagasan ini lahir dari kebutuhan menghadirkan ruang belajar sekaligus rekreasi bagi masyarakat, tanpa mengurangi peran hutan kota sebagai paru-paru lingkungan.
“Nanti kita pagari, kita buatkan pintu masuknya, mck, ruang aktivitas, ruang peralatan pembersihan lingkungan dan lainnya,” ujar Taupiq saat ditemui di Tenggarong, Jumat, 19 September 2025.
Ia menjelaskan, upaya menjadikan hutan kota sebagai destinasi wisata edukasi membutuhkan alokasi anggaran yang tidak sedikit. Infrastruktur penunjang harus dipersiapkan agar kawasan itu dapat diakses dengan aman dan nyaman.
Fasilitas umum seperti jalur pejalan kaki, ruang aktivitas, dan sarana kebersihan akan menjadi prioritas awal sebelum mengembangkan konsep kegiatan berbasis edukasi lingkungan.
Menurut Taupiq, gagasan wisata edukasi ini tidak sekadar menghadirkan tempat berkunjung, tetapi juga mengajarkan masyarakat pentingnya menjaga lingkungan.
Melalui kegiatan pengenalan tanaman, konservasi satwa kecil, hingga praktik kebersihan berbasis masyarakat, hutan kota diharapkan menjadi ruang interaktif yang menghubungkan manusia dengan alam.
Ia menambahkan, keberadaan hutan kota dengan wajah baru nantinya akan memperkuat citra Tenggarong sebagai kota budaya sekaligus kota hijau.
Pengunjung tidak hanya menikmati suasana rindang, tetapi juga dapat memperoleh wawasan tentang pelestarian alam. Dengan demikian, keberadaan hutan kota akan memberikan nilai tambah, baik secara ekologis maupun sosial.
Taupiq berharap dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah daerah dan masyarakat, dapat mempercepat realisasi program ini.
“Kalau sudah ada anggaran dan dukungan, Insyaallah hutan kota bisa lebih bermanfaat. Tidak hanya menjaga lingkungan, tapi juga memberi ruang belajar dan rekreasi untuk warga,” kata Taupiq.
Jika rencana itu terealisasi, Hutan Kota Tenggarong tak lagi sekadar menjadi kawasan konservasi, melainkan juga ruang publik yang edukatif dan ramah bagi semua kalangan. (Adv)