
Kukar, infosatu.co – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) mendorong budaya hidup sehat sekaligus mempererat kebersamaan melalui kegiatan olahraga rutin setiap Jumat.
Agenda ini menjadi salah satu upaya membangun kekompakan internal sekaligus menjaga kesehatan para pegawai.
“Sesuai arahan Kepala Dinas, setiap hari Jumat itu diagendakan rutin untuk kegiatan olahraga,” ujar Kepala Sub Bagian Umum dan Ketatalaksanaan DLHK Kukar, Lastry Yundari, S.Hut., M.Si, Senin 15 September 2025.
Menurut Lastry, olahraga yang dijalankan tidak sebatas senam bersama. Pegawai juga difasilitasi untuk mengikuti tenis meja hingga permainan big ball.
Dengan variasi kegiatan tersebut, diharapkan pegawai tidak hanya mendapatkan manfaat kesehatan, tetapi juga tercipta suasana cair yang memperkuat ikatan silaturahmi di lingkungan kerja.
Upaya ini, kata Lastry, merupakan bagian dari komitmen DLHK Kukar untuk menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dengan kebutuhan jasmani dan rohani para pegawainya.
Sejalan dengan itu, instansi ini juga menyelenggarakan kegiatan keagamaan yang menjadi agenda wajib, yakni Gerakan Etam Mengaji (GEMA).
Program GEMA berfokus pada pembiasaan membaca Al-Qur’an bagi masyarakat muslim, termasuk para pegawai DLHK.
Tujuannya bukan sekadar meningkatkan syiar agama Islam, melainkan juga membentuk karakter masyarakat yang beriman, bertakwa, serta dapat menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kegiatan GEMA ini dilakukan di masing-masing bidang yang ada di DLHK Kukar,” kata Lastry.
Meski demikian, DLHK tidak menutup ruang keberagaman. Lastry menegaskan, pegawai nonmuslim pun diberi kesempatan untuk melaksanakan kegiatan kerohanian sesuai keyakinan masing-masing.
Dengan begitu, keseimbangan antara spiritualitas, kesehatan fisik, dan kinerja diupayakan berjalan beriringan.
Langkah DLHK Kukar ini menunjukkan bahwa budaya organisasi tidak hanya dibangun melalui mekanisme kerja formal, tetapi juga lewat kebiasaan positif yang ditumbuhkan bersama.
Olahraga rutin dan kegiatan keagamaan dianggap sebagai cara memperkuat fondasi kebersamaan, yang pada akhirnya diharapkan memberi dampak positif terhadap kualitas pelayanan instansi kepada masyarakat. (Adv)