infosatu.co
DLHK Kukar

Tim AMDAL Kukar Rinci Strategi Panen dan Angkutan TBS Sawit PT CSN

Teks: Rapat Komisi Pembahas AMDAL PT CSN

Kukar, infosatu.co – Tim penyusun studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim).

Studi tersebut menekankan pentingnya tahapan pemeliharaan dan pemanenan kelapa sawit agar kegiatan perkebunan berjalan berkelanjutan sekaligus meminimalkan potensi kerusakan lingkungan.

Ketua Tim Penyusun, Muhammad Yahya, menyebut perawatan intensif menjadi kunci agar produktivitas sawit tetap tinggi dan sesuai standar.

Dalam dokumen AMDAL, disebutkan kegiatan pemeliharaan dilakukan secara bertahap sejak tahun pertama hingga tahun ketiga setelah penanaman selesai.

Tahapan itu meliputi konsolidasi, pemeliharaan jalan, teras dan parit, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, hingga pengendalian gulma.

Pemeliharaan yang teratur akan memengaruhi kualitas dan usia produktif tanaman.

Yahya menambahkan, tanaman kelapa sawit yang terawat dengan baik umumnya mulai memasuki fase panen pada umur 4 hingga 5 tahun.

“Buah sawit akan matang dalam waktu lima hingga enam bulan setelah proses penyerbukan. Hasil panen yang diperoleh sangat bergantung pada kondisi tanah, kualitas bibit, faktor iklim, serta penerapan teknis agronomis,” ujarnya dalam rapat pembahasan AMDAL di Kantor DLHK Kukar, Kamis, 11 September 2025.

Dalam kondisi optimal, produktivitas kebun kelapa sawit dapat mencapai 20 hingga 25 ton Tandan Buah Segar (TBS) per hektare setiap tahun. Dari jumlah itu, dapat dihasilkan sekitar 4 sampai 5 ton minyak sawit.

Namun, Yahya mengingatkan, TBS yang sudah dipanen harus segera diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk diolah dalam waktu maksimal delapan jam.

“Buah yang dibiarkan terlalu lama akan mengalami penurunan mutu dan kerusakan,” katanya.

Faktor pengangkutan juga menjadi perhatian dalam studi tersebut. Pemilihan armada angkut yang tepat dinilai dapat mengurangi risiko kerusakan buah sawit.

Berdasarkan perhitungan, setiap truk berkapasitas empat ton mampu melakukan rata-rata empat kali perjalanan dalam sehari. Untuk mengangkut total hasil panen maksimal sebesar 23.855,92 ton dalam satu tahun dengan asumsi 300 hari kerja, diperlukan sedikitnya lima unit truk per hari.

Kajian AMDAL ini menekankan bahwa keberhasilan pengelolaan perkebunan sawit tidak hanya ditentukan oleh produktivitas, tetapi juga oleh kedisiplinan pelaku usaha dalam menjaga kualitas lingkungan. (Adv)

Related posts

Studi AMDAL Ungkap Rencana Pembangunan Pabrik Sawit Modern di Kukar

Martinus

Pola Tanam Sawit PT CSN Harus Sesuai Standar Lingkungan

Martinus

DLHK Kukar: Pembangunan Sarana Kebun PT CSN Sesuai Ketentuan Lingkungan

Martinus

Leave a Comment

You cannot copy content of this page