Samarinda, infosatu.co – Ratusan ribu warga tumpah ruah memenuhi ruas jalan utama Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) untuk menyaksikan Pawai Karnaval Budaya Nusantara.

Sejak pukul 06.00 WITA, masyarakat sudah bersiap di sepanjang rute, menanti parade mobil hias, drum band, sepeda ontel, hingga penampilan seni budaya yang menjadi magnet tahunan.
Tahun ini, karnaval mencatat rekor dengan lebih dari 10 ribu peserta dan diperkirakan dihadiri 100 ribu hingga 150 ribu penonton.
Rangkaian parade semakin semarak dengan 100 mobil hias, 105 kelompok jalan kaki, 50 sepeda hias dan ontel, serta 15 drum band yang tersebar di berbagai titik.
Mobil hias dari Sekretariat Daerah Kota Samarinda menjadi salah satu daya tarik utama, dihiasi ornamen bunga membentuk burung garuda raksasa.
Sementara kelompok seni lain menampilkan ukiran megah bertuliskan “Cinta Damai”, dan rombongan sepeda ontel berhias bendera merah putih serta poster tokoh nasional menghadirkan nuansa historis perjuangan.
Sorak-sorai penonton, deretan UMKM kuliner di pinggir jalan, hingga sesaknya kerumunan warga membuat suasana karnaval benar-benar meriah.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menilai, karnaval ini bukan sekadar hiburan, melainkan momentum memperkuat persatuan bangsa sekaligus menggerakkan perekonomian rakyat.
“Tradisi ini makin tahun makin meriah. Sejak subuh sudah ada warga yang menunggu. Tahun ini rangkaiannya panjang dan kontennya beragam. Ada koperasi Merah Putih, ada makanan bergizi gratis sesuai program presiden,” ucapnya.
Itu disampaikan saat diwawancarai seusai menyaksikan karnaval yang ditutup dengan parade tim rescue Samarinda, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Ia menambahkan, perputaran ekonomi sangat terasa. Pedagang kaki lima hingga UMKM mendapat keuntungan besar karena masyarakat yang menonton juga berbelanja.
“Kita harapkan karnaval tidak hanya menumbuhkan semangat kebangsaan, tetapi juga memberi efek ekonomi. Terima kasih kepada seluruh warga yang menjaga persatuan, karena kemajuan bangsa dimulai dari kekompakan kita,” pesan Andi Harun.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Disporapar Samarinda, Muslimin, menegaskan antusiasme masyarakat tahun ini jauh melampaui perkiraan.
“Diperkirakan ada 100 ribu sampai 150 ribu penonton. Peserta saja sudah lebih dari 10 ribu. Jalanan penuh sesak,” ujarnya.
Muslimin menjelaskan, penilaian lomba dilakukan oleh tujuh orang juri dengan delapan kategori, mulai dari drum band SD dan SMA, sepeda hias, mobil hias OPD maupun umum, hingga kelompok jalan kaki.
“Hadiah berupa piala, piagam, dan uang pembinaan akan dibagikan malam ini di Teras Samarinda. Pemenang langsung diumumkan setelah juri merapatkan hasil penilaian,” tambahnya.
Panitia menetapkan enam aspek utama penilaian, yakni kekompakan, kerapihan dan kedisiplinan. Kemudian kesesuaian tema dan pesan pembangunan.
Atraksi dan hiburan yang proporsional (maksimal 3 menit). Penilaian juga meliputi kreativitas dan inovasi serta kostum yang rapi, sesuai konsep dan nyaman digunakan. Dekorasi kendaraan atau properti yang indah dan aman.
Sedangkan peserta akan langsung didiskualifikasi jika menampilkan simbol LGBT, konten SARA, pornografi, ujaran kebencian, serta konten yang tidak relevan dengan tema HUT RI, termasuk atribut dari serial One Piece.
Usai karnaval, panitia menurunkan 325 petugas DLH untuk membersihkan jalanan pasca karnaval, agar situasi lalu lalang normal kembali.
“Kami imbau masyarakat pulang dengan tertib, berhati-hati, dan tidak membuang sampah sembarangan. Semua sudah diantisipasi dengan tim kebersihan,” tutup Muslimin.