infosatu.co
NASIONAL

Ramai Diperbincangkan, Apa Sebenarnya Makna Bendera One Piece?

Teks: Ilustrasi Pengibaran Bendera One Piece. (.ist)

Infosatu.co – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, bendera bertengkorak khas “Anime One Piece” justru lebih hangat diperbincangkan.

Banyak warganet menyatakan niat mengibarkan simbol bajak laut Topi Jerami itu alih-alih bendera negara sebagai bentuk ekspresi.

Bendera ini dikenal sebagai Jolly Roger milik Luffy dan kru bajak lautnya. Berwarna dasar hitam, dengan tengkorak tersenyum, empat tulang menyilang diagonal, serta topi jerami yang jadi ciri khas sang kapten.

Bagi para penggemar One Piece, simbol ini sudah tidak asing lagi. Namun bagi sebagian masyarakat umum, arti mendalam di baliknya mungkin masih asing.

Terlebih, hal ini menuai kontroversi sekaligus rasa penasaran, apa sebenarnya makna bendera berlatar hitam dengan tengkorak bertopi jerami itu?

Secara historis, bendera bajak laut dikenal dengan nama Jolly Roger. Mengutip Britannica, simbol ini lazim digunakan untuk mengintimidasi musuh dan menyampaikan pesan “tanpa belas kasihan.”

Bahkan, bajak laut asal Prancis, Emanuel Wynn, disebut sebagai pelopor penggunaannya pada abad ke-18.

Dalam dunia One Piece, setiap kapten bajak laut mendesain Jolly Rogernya berdasarkan identitas dan karakter pribadi.

Monkey D. Luffy, sang tokoh utama, menambahkan topi jerami sebagai penanda yang tak tergantikan.

Seperti dijelaskan Game Rant, desain tersebut menjadi simbol dari cita-cita Luffy yang memperjuangkan kebebasan sejati dan keinginan untuk menjadi Raja Bajak Laut.

“Desain Jolly Roger itu bukan sekadar hiasan,” ujar Miko, pengamat budaya pop Jepang.

“Itu lambang semangat bebas yang ingin hidup di luar hukum dunia yang dianggap korup dan menekan,” tambahnya.

Makna inilah yang membuat sebagian warganet di Indonesia merasa terhubung.

Jolly Roger versi Topi Jerami dianggap mewakili keresahan masyarakat atas ketidakadilan. Dalam konteks peringatan kemerdekaan, simbol ini menjadi ekspresi alternatif atas impian rakyat yang belum sepenuhnya tercapai.

Lebih menarik lagi, topi jerami Luffy bukan sekadar properti. Topi itu dahulu milik Gol D. Roger, Raja Bajak Laut pertama yang mencapai pulau legendaris Laugh Tale.

Setelah diwariskan ke Shanks, topi tersebut kemudian diserahkan kepada Luffy dengan satu syarat: kembalikan jika sudah menjadi Raja Bajak Laut.

Desain Jolly Roger sendiri dibuat Luffy, meski acak-acakan. Berkat Usopp, logo itu kini jadi simbol ikonik kebebasan dan loyalitas.

Tak hanya milik Luffy, berikut beberapa Jolly Roger lain yang sarat makna:

Red Hair Pirates (Shanks): Memuat bekas luka mata dan pedang. Melambangkan keahlian dan karakter Shanks yang tenang namun tegas.

Whitebeard Pirates (Shirohige): Kumis melintang dan ekspresi dingin, mencerminkan kekuatan dan martabat.

Big Mom Pirates: Desain unik penuh ornamen, menonjolkan kekuasaan absolut Big Mom.

Blackbeard Pirates: Tiga tengkorak yang menghadap arah berbeda. Mengisyaratkan kepribadian ganda dari Kurohige.

Dengan banyaknya simbolisme dalam Jolly Roger, tak heran jika bendera ini dijadikan metafora kebebasan. Simbol ini menyulut diskusi luas soal arti kemerdekaan dan ekspresi generasi baru di era digital.

Respons Pro-Kontra dari Tokoh dan Pakar Indonesia

Fenomena ini memicu beragam respons dari tokoh masyarakat dan pakar. Beberapa menolak keras, sementara yang lain melihatnya sebagai bentuk ekspresi generasi muda.

Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, Budi Gunawan, serta Menteri Hukum dan HAM, Natalius Pigai, menilai pengibaran bendera bajak laut melanggar hukum.

Mereka menyebutnya sebagai tindakan yang mencederai kehormatan negara, melanggar UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera dan Lambang Negara.

Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua DPR RI, menganggap fenomena ini sebagai “pengganggu persatuan nasional”. Ia menilai, pengaruh budaya pop tidak boleh mengalahkan simbol negara yang sakral.

Namun berbeda dengan itu, dari kubu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, beberapa elite menyuarakan bahwa fenomena ini lebih baik dilihat sebagai kritik simbolik dalam ruang demokrasi.

Mereka menyebut ini lebih aman daripada protes di jalanan.

Fajar Junaedi, dosen komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, mengungkapkan bahwa simbol One Piece merepresentasikan aktivisme sosial digital.

Ia melihatnya sebagai protes terhadap ketimpangan sosial dan politik dalam bentuk visual.

Pakar hukum dari UIN Sunan Kalijaga, Gugun El Guyanie, menambahkan bahwa Jolly Roger Luffy bisa dimaknai sebagai resistensi terhadap kekuasaan yang tidak aspiratif.

Ia menyebutnya bukan sekadar tren, tapi cerminan suara publik yang sedang kehilangan kepercayaan.

Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa simbol budaya pop boleh saja digunakan dalam ekspresi kreatif, namun tetap harus menjaga kesakralan momen HUT RI.

Ia menegaskan, Merah Putih tak boleh digantikan dalam konteks resmi kenegaraan.

Related posts

Andi Sofyan Nyatakan Sikap DPD RI atas 3 Isu Krusial

Adi Rizki Ramadhan

P3SRS Plaza Asia Latih Warga Tangani Darurat Jantung Lewat Pelatihan BHD

Adi Rizki Ramadhan

Polda Jatim Ungkap Penyalahgunaan LPG Subsidi di Malang, Tersangka Raup Rp160 Juta

Zainal Abidin

Leave a Comment

You cannot copy content of this page