Samarinda, infosatu.co – Kolaborasi antara organisasi profesi hukum, yayasan sosial, dan institusi kesehatan membuahkan kegiatan sosial yang menyentuh. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Federasi Advokat Republik Indonesia (Ferari) Kalimantan Timur, bekerja sama dengan Yayasan Permata Sari Semarang dan Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, melaksanakan layanan operasi gratis bibir sumbing dan langit-langit bagi warga Samarinda selama dua hari, 10–11 Juli 2025.
Program ini tak hanya menjadi penanda kepedulian lintas sektor, namun juga membuka harapan baru bagi 15 pasien anak dan dewasa yang mengikuti proses operasi. Kegiatan tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan tokoh kesehatan lokal.
Ketua DPD FERARI Kaltim, Paulinus Dugis, menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari pengabdian dan komitmen organisasi terhadap masyarakat. Menurutnya, peran utama diberikan kepada Yayasan Permata Sari dan RS Dirgahayu yang telah menyediakan fasilitas, tenaga medis, serta dukungan logistik secara maksimal.
“Hari ini kita bersyukur karena RS Dirgahayu sudah menyiapkan fasilitas yang luar biasa. Ini bukan hanya bentuk bakti sosial semata, tapi juga menunjukkan pengabdian rumah sakit kepada masyarakat,” ungkap Paulinus usai meninjau ruangan operasi dan pasien pasca operasi, Jumat, 11 Juli 2025.
Sementara itu, Ketua Yayasan Permata Sari Semarang, Endang Sri Sarastri, menyebut operasi ini sangat penting dalam memulihkan kepercayaan diri pasien, terutama anak-anak.
“Salah satu pasien, anak usia 9 tahun, bahkan belum berani sekolah karena minder. Kami berharap setelah operasi, dia bisa mulai sekolah dengan percaya diri,” jelasnya.
Endang juga menjelaskan bahwa seleksi pasien dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi fisik masing-masing, guna menghindari komplikasi pascaoperasi.
“Kami pastikan pascaoperasi, apakah hari berikutnya kondisinya sudah stabil atau belum, jika sudah, maka boleh pulang,” paparnya.
Endang juga memastikan bahwa benang yang digunakan untuk operasi adalah benang yang berkualitas.
“Jadi nanti benang tersebut akan diserap, gaperlu dicabut lagi,” turunya.
Direktur RS Dirgahayu, Indriani, menegaskan bahwa rumah sakit mendukung penuh dari sisi fasilitas dan layanan, termasuk menyediakan ruang perawatan khusus (one day care) bagi pasien pasca operasi.
“Kami hanya backup fasilitas, tapi semua tenaga medis dan tim operasi dari Yayasan Permata Sari. Kami ingin semua pasien merasa nyaman dan aman,” jelas Indriani.
Suster Clara Saragih dari Yayasan Setia Budi menyampaikan dukungan moral atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, intervensi semacam ini berdampak besar pada kehidupan sosial dan psikologis anak-anak.
“Ini menyentuh aspek kemanusiaan. Dari malu menjadi tidak malu, dari terasing menjadi percaya diri. Gerakan ini harus terus didukung,” katanya.
Salah satu penerima manfaat, Erian (23), juga menyampaikan terima kasih atas kesempatan operasi yang diterimanya secara cuma-cuma.
“Ini sangat membantu kami yang kurang mampu. Proses pendaftarannya juga mudah dan tidak ada biaya. Terima kasih FERARI, RS Dirgahayu, dan Yayasan Permata Sari,” tuturnya.
Dengan pendekatan kolaboratif, kegiatan ini membuktikan bahwa sinergi antara profesi hukum, yayasan sosial, dan lembaga kesehatan mampu memberikan dampak nyata bagi masyarakat.